Sabtu, 15 September 2007


Reportase buat Radio Nederland

WARTA BERITA RADIO NEDERLAND WERELDOMROEP
Edisi: Bahasa Indonesia
http://www.library.ohiou.edu/indopubs/2001/02/26/0009.html

Date: Mon Feb 26 2001 - 16:30:38 EST

* POLISI DAN KOSTRAD TIBA DI SAMPIT, NAMUN KERUSUHAN MEREMBET KE
PALANGKARAYA

POLISI dan pasukan Kostrad sudah tiba di Sampit. Mereka ditempatkan di beberapa kawasan kritis, mengadakan penyisiran senjata dan mencegah warga baru masuk ke Sampit. Tapi kerusuhan berdarah merembet ke sekitar Sampit dan Palangkaraya. Bagaimana keadaan Sampit, berikut laporan Domuara Ambarita, wartawan Banjarmasin Post yang sedang meliput insiden Sampit.

Domuara Ambarita [DA]: Di kota Sampitnya saat ini sudah kian kondusif dan semaikin lancar. Kotanya pun sudah mulai hidup.

Radio Nederland [RN]: Dengan banyak mengungsinya para pendatang itu, apakah di Sampit masih ada orangnya atau sudah menghilang semua?

DA: Data pemerintah kabupaten kota Waringin Timur, pengungsi berkisar sampai 30 ribu, dan yang terangkut atau dievakuasi ke pulau Jawa baru sekitar sepuluh ribu seratus. Berarti masih tersisa sekitar 20 ribu. Dan itu dipusatkan di kompleks kantor pemerintah setempat dan DPR.

RN: Anda bisa melaporkan bagaimana keadaan di lapangan setelah banyak rumah terbakar dan juga kerusahan terjadi, banyak korban jiwa yang tewas. Apakah keadaan kota Sampit sama sekali lain dari sebelumnya?

DA: Tentu lain, sepanjang jalan di perkotaan berantakan. Samping kiri dan kanan jalan rumah-rumah terbakar hancur. Seperti tadi kami sampaikan, walaupun di kota relatif membaik, tetapi justru sebaliknya kekacauan meluas ke pinggiran kota atau ke kecamatan-kecamatan lain.

RN: Apakah sudah ditangkap aktor intelektual atau yang disebut provokatornya sekarang?

DA: Awal peristiwa ini meledak, disebut ada dua aktor intelektual oleh pimpinan Kapolri di Jakarta. Sampai sekarang informasi resmi menyatakan mereka belum ditangkap. Tetapi informasi tak resmi atau tak dari instansi mereka, katanya sudah ditangkap. Hanya tidak dipublikasikan, sebab kalau dipublikasikan akan ada desakan dari massa lokal untuk membubarkan.

RN: Kami dengar yang terakhir katanya pasukan KOSTRAD dan polisi, pasukan dari Jakarta dikirim ke Sampit. Sudah sampai? Dan kalau sudah sampai, apa yang mereka lakukan di sana?

DA: Betul. Sampai saat ini, khusus di kota Sampit berkisar 1700 pasukan dari Brimob, dari polisi daerah, dan dari TNI. Bahkan juga dari Kostrad diberitakan. Saat ini mereka dibagi beberapa sub-sektor di sektor di daerah rawan. Lalu untuk mencegat massa yang masuk ke kota, mengamankan senjata, sekaligus untuk menangani pengungsi dan mengurangi tindakan kekerasan.

RN: Kalau begitu, mereka melakukan 'sweeping' senjata?

DA: Ya. Sudah sebagian. Tapi itu baru di sebatas kota, seperti kami sampaikan tadi di luar kota sekarang sedang kerusuhan. Dan bahkan informasi resmi tadi malam ditemukan sekitar ratusan mayat di satu lokasi ketika mereka dievakuasi menuju Sampit.

RN: Ratusan mayat itu, warga pendatang atau warga Dayak?

DA: Pendatang. Persisnya 118 orang.

RN: Masih di kawasan Sampit, kerusuhan itu meluasnya?

DA: Sekarang bukan lagi hanya di Sampit, tetapi sudah meluas ke wilayah Kalimantan Tengah. Kalau yang saya sebut tadi, Kabupaten Waringin Timur dengan ibu kota Sampit.

RN: Menurut yang anda amati di lapangan itu, sebetulnya kenapa ya, sampai kerusuhan meluas atau merembet lagi ke bagian-bagain lain di Kalimantan Tengah?

DA: Berdasarkan informasi yang kami peroleh ini cukup kompleks. Kami laporkan, atau kami sebut saja misalnya dari versi penduduk lokal, ini sudah terakumulasi dari pertentangan-pertentangan dan perilaku yang mereka anggap jelek dari pendatang, khususnya yang sekarang berkonflik, sudah terjadi 20-an tahun. Dan diakumulasikan saat ini, karena ini kota Sampit yang berada di Kalimantan, tapi mayoritas penduduknya bukan lagi orang Kalimantan. Tapi sudah didominasi etnis tertentu. Sementara dari versi pendatang mereka menganggap kalau
penduduk lokal cemburu terhadap kemampuan baik di sektor ekonomi maupun di politik.

RN: Tetapi menurut anda dengan pengiriman tambahan pasukan baik dari polisi, maupun dari Kostrad yang ke Sampit atau ke Kalimantan Tengah, kerusahan akan mereda, atau mungkin akan sebaliknya?

DA: Saya tidak bisa memastikan bahwa masuknya aparat pun mungkin semuanya tidak akan bisa mengatasi masalah. Sebab sampai saat ini mereka tidak berusaha mendekati tokoh-tokoh informal, atau paling tidak pimpinan-pimpinan yang sedang melakukan pergerakan. Memang pimpinan-pimpinan yang melakukan pergerakan atau pembantaian cukup heterogen dan banyak. Jadi untuk mendekati mereka pun sangat sulit. Tapi walaupun ditambah mungkin 1000 atau 2000 lagi aparat, tidak mungkin bisa diatasi tanpa mendekati mereka secara a-kultural sebab mereka sama sekali tidak takut dengan senjata. (*)


Tidak ada komentar: