Rabu, 23 Januari 2008

Indeks Anjlok 600 Poin dalam 10 Hari

Indeks Anjlok 600 Poin dalam 10 Hari
* Resesi Ekonomi Amerika Hantam Pasar Modal
Ada kekhawatiran, resesi perekonomian
Amerika mengulang kasus subprime mortgage
yang melanda banyak perusahaan,
dan merugikan sampai miliaran dolar

Farial Anwar
Pengamat Mata Uang


Sentimen negatif ini masih dipicu
oleh kekhawatiran atas prospek
pertumbuhan ekonomi AS
yang mempengaruhi kinerja ekspor
negara-negara di kawasan regional

Kiki Widyasari
Kepala Divisi Humas BEI


Jakarta, Persda- Dampak resesi perekonomian Amerika Serikat semakin menggila dan kian terasa. Pasar modal di kawasan Asia Pasifik, termasuk Bursa Efek Indonesia (BEI) pun bergolak sepanjang Selasa (22/1). Indeks harga saham gabungan (IHSG) anjloknya tak terkendali, hanya dalam waktu sepuluh hari melorot 600 poin.

Pada perdagangan kemarin, IHSG ditutup pada level Rp 2.294,524 melorot 191,355 atau melemah 7,70 dari sehari sebelumnya di level Rp 2.485,879. Saham 45 perusahaan liquid (LQ45) merosot 45,687 poin atau 8,65 persen dari 528,426 menjadi 482,739, dan saham 100 perusahaan top (Kompas-100) melemah 8,28 persen atau 51,417 poin dari 621,259 menjadi 569,842.

Hanya ada sedikit perusahaan yang menguat antara lain PT Sarasa Nugraha Tbk (SRSN), PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA), PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF), PT Arwana Citramulia Tbk (ARNA), dan PT Resource Alam Indonesia Tbk (KKGI)

Sedangkan saham paling besar terpukul berutur-turut mulai PT Telkom Tbk (TLKM), PT Astra Insternasional Indonesia Tbk (ASII), PT International Nickel Indonesia Tbk (INCO), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), dan PT Bumi Resources Tbk (BUMI).

Managing Director Currency Management Group/ Pengamat Mata Uang Farial Anwar mengatakan pelemahan ini sebagai fenomena gila-gilaan.

"Ini fenomena gila-gilaan. Ini dampak dari resesei perekonomian di Amerika. Ada kekahwatiaran, resesi perekonomian di sana tidak terselesaikan, dan bahkan bisa mengulang subprime mortgage yang melanda banyak perusahaan, fund manager dan investor dan merugikan sampai miliaran dolar sejak pertengahan tahun 2007," ujar Farial dalam perbicangan dengan Persda Network, Selasa (22/1).

Farial mencatat, pada 11 Januari 2008, IHSG mencapai level tertinggi tahun ini, yakni 2.830. "Hari ini IHSG ditutup di level 2.200-an, ini artinya dalam sepuluh harian anjlok 600 poin. Ini betul-betul gilaan-gilaan. Inilah konsekuensi dari pasar yang bubble, menggelembung tanpa fondasi yang kuat. Indeks maju tak gentar, tapi tidak didukung fundamental perusahaan yang baik. Ketika terjadi suatu isu, pasar langsung panik maka terjadilan panic selling," terang Farial.

Kepala Divisi Humas BEI, Friderica Widyasari Dewi melontarkan pernyataan senada dengan Farial Anwar. Kiki, panggilan Friderica Widyasari Dewi, mengatakan pergerakan IHSG pada sepanjang Selasa kembali dipengaruhi oleh panic selling yang melanda bursa saham di Asia Pasifik sehingga membuat saham semakin anjlok.

"Sentimen negatif ini masih dipicu oleh kekhawatiran atas prospek pertumbuhan ekonomi AS yang mempengaruhi kinerja ekspor negara-negara di kawasan regional," ujar Kiki Widyasari, Finalis Putri Ayu Tingkat Nasional tahun 1996 dan Fotomodel/Peragawati Terbaik Yogyakarta tahun 1997 dalam pernyataan tertulisnya.

Bukan hanya Bursa Efek Indonesia yang bergolak, melainkan hampir semua pasar modal Asia Pasifik. "Bahkan bursa saham di Mumbai di Indian, sempat menghentikan sementara perdagangannya karena indeks di bursa tersebut sempat terpuruk hingga lebih dari 10 persen," tandas Kiki.

Ia mengatakan, saham-saham serktor pertambahan dan pertanian yang sebelumnya mampu menopang pergerakan indeks turut melemah seiring turunnya harga-harga komoditas di pasar internasional.

Pada 1 Agustus 2007, kasus subprime mortgage di AS menjadi penyebab krisis finansial dunia. Bank dan lembaga pembiayaan memberikan prime mortgage kepada konsumen dengan track record pembayaran baik (prime consumer). Sedangkan subprime mortgage diberikan kepada individu dengan catatan kredit yang kurang baik (subprime consumer).

Pendanaan subprime mortgage meningkat seiring dengan booming sektor perumahan, namun diduga terjadi kekeliruan manajemen kredit. Banyak konsumen subprime yang memiliki rumah besar di luar kemampuan dia untuk mencicilnya karena bunga yang ditawarkan lebih murah dari yang seharusnya.

Akibatnya, kredit subprime menjadi bermasalah alias kredit macet yang melilit banyak perbankan dan perusahaan di pasar modal seperti Citi Bank , UBS, dan Merrill Lynch. Dampak selanjutnya, kata farial Anwar, indeks di DowJones ambruk seterusnya merambat ke hampir seluruh pasar uang dunia, di Eropa hingga Asia, termasuk di Indonesia. (Persda Nework/domuara ambarita)

[+/-] Selengkapnya...

Gempa Nias Tewaskan Satu Anak

JAKARTA, PERSDA- Gempa yang mengguncang Gunungsitoli, Kabupaten Nias, Sumatera Utara, Rabu (23/1) dini hari, menelan satu korban jiwa. Adiputra (11), keponakan Komandan Daerah Rayon Militer (Danramil) Lahewa, Kapten Infantri F Jaluhu. Korban merupakan tamu yang berkunjung ke rumah dinas di Asrama Kodim 0213/Nias.

"Gempa yang terjadi tadi pagi mengakibatkan satu orang korban meninggal, anak-laki-laki berusia 11 tahun. Yang meninggal keponakan Pak Jaluhu, kebetulan sedang berkunjung dari kampung ke rumah Pak Jaluhu," ujar Komandan Distrik Militer (Dandim) 0213/Nias Letkol CZI Ferry K Arubinata dihubungi via telepon seluler dari Jakarta.

Menurut Letkol Ferry, gempa menyebabkan kerusakan tiga bangunan di asrama Kodim. Bangunan itu adalah satu mes tanpa penghuni, satu rumah dihuni keluarga Danramil Lahewa Kapten Infantri F Jaluhu, satu rumah lagi didiami keluarda Sersan Dua Supriadi, anggota Kodim.

Dandim 0213/Nias Letkol CZI Ferry K Arubinata melanjutkan, akibat gempa itu juga mencederai empat orang lainnya. Dua orang luka berat yakni Ny Ujialuhu (61), kakak ipar Kapten Jaluhu, Gafamu Jaluhu (anak laki-laki berusia 10 tahun) dan Kartika Jaluhu (11), keluarga Kapten Jaluhu. Kemudian Dimas Nyoto (10), dan Aria Ramadan (7), keduanya ank laki-laki Serda Supriyadi.

Berdasarkan data Badan Meterologi dan Geofisika (BMG), gempa mengguncang Nias Lokasi gempa sektiar 24 km barat daya Gunungsitoli, Kabupaten Nias, Sumatera Utara pada 1,16 Lintang Utara - 97,42 Bujur Timur dengan kekuatan 6,2 Skala Richter pada kedalaman 10 Km di bawah permukaan laut.

Pulau Nias rawan gempa. Gunungsitoli pernah dilanda gempa bumi dan tsunami dahyat, yakni 26 Desember 2004 dan 28 Maret 2005. (Persda Network/domuara ambarita)

[+/-] Selengkapnya...

Rumah Roboh di Nias Baru Setahun Dibangun

* Diduga Menyalahi Standar Konstruksi

JAKARTA, PERSDA
Tiga rumah di asrama Komando Distrik Militir (Kodim) 0213/Nias yang roboh mengakibatkan seorang korban tewas merupakan bangunan baru. Bangunan itu dikerjakan tahun 2006 atas biaya dari Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Perwakilan Nias. Namun bangunannya rapuh karena diduga pengerjaannya menyalahi standar konstruksi.

"Rumah ini sebenarnya masih baru, dibangun tahun 2006 dari dana BRR yang dilaksanakan dan diawasi sendiri oleh Kodim Nias. Mungkin ada kesalahan konstruksi sehingga daya mudah roboh kalu kena gempa," ujar Manajer Komunikasi dan Informasi Publik Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Perwakilan Nias, Emanuel Migo, dihubungi dari Jakarta, Rabu (23/1).

Migo menerangkan di asrama Kodim ini dibangun 10 kopple bangunan, yang terdiri atas 20 unit rumah/pintu. Konstruksi atapnya dibuat dari kerangka besi, dan sebagai pemisah dibuat tembok dari bata.

Komandan Distrik Militer (Dandim) 0213/Nias Letkol CZI Ferry K Arubinata dihubungi via telepon seluler dari Jakarta mengakui terjadi kerusakan pada tiga rumah. Dia menyebutnya rusak ringan, tembok dalamnya dan tembok penahan kuda-kuda roboh.

Lekot Ferry mengakui, pembangunan rumah-rumah itu didanai BRR. Dia pun mengakui kemungkinan ada kesalahan konstruksi, tetapi bukan hal itu sepenuhnya penyebab utama bangunan tidak tahan gempa.

"Faktor konstruksi mungkin juga ada, tapi tidak seluruhnya. Kesalahan kontruksi mungkin terjadi, tetapi tidak sampai menyalahi tender, mungkin ada curi-curi semen. Tapi menurut saya bukan karena kesalah konstruksi saja, mungkin karena tanahnya dekat sekali dengan tepi laut jadi tanahnya labil," ujar Letkol Ferry. (Persda Network/domuara ambarita)

[+/-] Selengkapnya...

Warga Gunungsitoli Panik dan Berlarian ke Bukit

TAKUTTT...: Air adalah zat paling lunak, tetapi sekali waktu menjadi zat paling keras. Lihatlah bebatuan di pelampiasan pun berlubang-lubang. Air adalah zat dingin, tetapi kalau murka semua diluluhlantakkan, tengoklah banjir dan tsunami. Takuttttt...

* Diguncang Gempa Berkekuatan 6,2 SR

Jakarta, Persda
Gempa berkekuatan besar mengguncang Gunungsitoli, Kabupaten Nias, Sumatera Rabu (23/1/2008) dini hari, tepatnya pukul 00:14:56 WIB. Goncangan ini membuat panik masyarakat, mereka berlarian ke luar rumah, bahkan ada yang sempat mengungsi ke perbukitan Lasara.

Berdasarkan data Badan Meterologi dan Geofisika (BMG), gempa mengguncang Nias Lokasi gempa sektiar 24 km barat daya Gunungsitoli, Kabupaten Nias, Sumatera Utara pada 1,16 Lintang Utara - 97,42 Bujur Timur dengan kekuatan 6,2 Skala Richter pada kedalaman 10 Km di bawah permukaan laut.

"Waktu terjadi gempa, semua orang panik berlarian dan terbangun. Saya dan kerluarga juga berlari ke jalan. Mereka yang rumahnya yang dekat tepi laut kelihatannya paling takut, mereka mengungsi ke tempat yang lebih tinggi karena takut terjadi tsunami," ujar Rosmawati, warga Jalan Supomo, Gunungsitoli kawasan Pemkab Nias saat dihubungi dari Jakarta, Rabu (23/1).

Menurut Rosmawati, guncangan terjadi saat dia dan keluarga sedang tertidur pulas. Namun karena dikagetkan guncangan gempa, ia terbangun. Dan saat bersamaan terjadi kepanikan luar biasa, disertai jerit histeris ketakutan.

Kepanikan warga memang beralasan. Sebab pulau Nias rawan gempa. Gunungsitoli pernah dilanda gempa bumi dan tsunami dahyat, yakni 26 Desember 2004 dan 28 Maret 2005.

Situasi panik terjadi beberpa jam karena ada isu tsunami. "Warga rumah dekat tepi laut, bertahan hingga pukul 03.00. Bahkan ada yang sempat mengungsi ke pegunungan Lasara, sekitar dua kilometer dari pantai. Sedangkan warga yang tinggalnya jauh dari tepi pantai, sejam kemudian sudah kembali ke rumah masing-masing," kata Ros.

"Tadi malam terjadi kepanikan yang luar biasa. Goncangan memang cuma beberepa detik, tapi besar sekali. Masyarakat keluar rumah dan berhamburan ke jalan. Mereka bertahan di luar rumah sampai satu jam lebih karena khawatir terjadi tsunami," ujar Manajer Komunikasi dan Informasi Publik Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Perwakilan Nias, Emanuel Migo, dihubungi dari Jakarta, Rabu (23/1).

"Satu orang meninggal, dua orang luka parah dan dua orang luka ringan. Semua korban ini terjadi di satu titik yaitau asrama atau perumahan Kodim Nias akibat runtuhnya tembok pembatas dan kuda-kuda di dalam rumah koppel asrama. Tembok yang runtuh itu menimpa korban," kata Emanuel Migo.

Rumah koppel, kata Migo, satu bangunan terdiri atas dua pintu/rumah. "Rumah ini sebenarnya masih baru, dibangun tahun 2006 dari dana BRR yang dilaksanakan dan diawasi sendiri oleh Kodim Nias. Pembangunan asarama ini dilakukan bersamaan dengan pembangunan pembangunan kantor dan asrama TNI," ujar Migo.

Sejauh ini kata Migo, mantan Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), belum ada laporan kerusakan menimpa bangunan yang proyeknya ditangani BRR dan organisasi non-pemerintah. (Persda Network/domuara ambarita)


[+/-] Selengkapnya...

Danlanud Riau Dicopot

* Pascajatuhnya Helikopter di Kebun Sawit
* Ditumpangi Orang Terkaya ke-14 di Singapura

Jakarta, Persda- Inilah risiko buat Komandan Pangkalan Udara (Dan Lanud) Pekanbaru, Kolonel (Pnb) Gandara Olivenca. Jabatannya akan dicopot setelah helikopter S-58T Twin Pack milik TNI AU jatuh di perekebunan kelapa sawit di Desa Lubuk Ogung, Kecamatan bandar Sekijang, Kabupaten Pelelawan, Provinsi Riau, Senin (8/1). Robert Chandra, pengusaha asal Singapura dan merupakan orang terkaya ke-14 di negeri itu tewas dalam kecelakaan itu.

Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Madya Subandrio mengatakan, Danlanud Riau akan dicopot dari jabatannya karena terbukti melanggar prosedur, yakni mengikutsertakan warga sipil tak berizin dalam penerbangan.

"Yang bersangkutan bertanggung jawab setiap pergerakan pesawat dan helikopter di Lanud Pekanbaru. Termasuk adanya penumpang sipil dan warga asing dalam pesawat atau helikopter dimaksud," kata KSAU seperti dilansir Kantor Berita Antara di Jakarta, Jumat (11/1).

Ia mengatakan, dalam penyelidikan sementara yang dilakukan tim Panitia Penyelidik Kecelakaan Pesawat Terbang (PPKPT) TNI Angkatan Udara (TNI AU), dua WNA yang ada dalam Helikopter Twin Pac TNI AU itu, tidak memiliki izin keamanan security clearence dari Mabes TNI.

"Seharusnya, Danlanud mengetahui dua warga sipil tersebut harus memiliki 'security clearence' dari pusat (Mabes TNI-red). Dengan begitu, jelas telah terjadi pelanggaran prosedur yang dilakukan, dan itu akan ditindak tegas siapapun yang bertanggung jawab," tutur Subandrio.

Kapuspen TNI, Marsekal Muda (Marsda) Sagom Tambun mengatakan, tidak ditemukan komersialisasi pada helikopter TNI AU. "Pak KSAU Subandrio nyata-nyata mengatakan, tidak ditemukan, atau tepatnya belum ditemukan adanya unsur sewa-menyewa helikopter TNI AU dalam kasus jatuhnya helikopter di Riau ini. Jadi belum ditemukan unsur komersialisasi," ujar Marsma Tambun dalam perbincangan via telepon dengan Persda Network.

Menurut Tambun, Komandan Pangkalan Udara (Dan Lanud) Pekanbaru Kolonel (Pnb) Gandara Olivenca memang akan dicopot. "Yang saya tangkap dari pernyataan Pak KSAU, memang akan mencopot pejabat yang berwenang. Namun belum jelas apakah akan ada penurunan jabatan, atau sanksi lainnya," kata Tambun.

Tambun menambahkan, bukan hanya Danlanud yang akan dikenai sanksi dalam jatuhnya helikopter S-58T Twin Pac TNI AU, di perkebunan kelapa sawit di Kabupaten, Pelelawan, Riau, awal pekan ini. "Bukan semata-mata Komandan Lanud yang bertanggung jawab. Pelaksana penerbangan pun harus ikut," ujar Sagom.

Seperti diberitakan sebelumnya, Senin (8/1), helikopter milik TNI AU jenis S-58 Twin Pack
Marsda Sagom Tambun meneruskan, sejauh ini, kesalahan yang dapat ditemukan adalah menyertakan orang sipil dan orang asing dalam penerbangan. Inilah kesalahan yang dilakukan pejabat terkait, yang seharusnya sudah mengetahui prosedur dan ketetapan itu bahwa orang sipil dan orang asing tidak boleh naik ke dalam penerbangan TNI.

"Sejauh sepengatahuan saya, tidak ada ada penyewaan pesawat atau helikopter TNI kepada sipil apalagi orang asing. TNI tidak akan pernah menyewakan pesawatanya, jadi jangan kejadian yang terjadi di Padang saat terjadi gempa September lalu ketika seorang mantan Presiden dikabarkan menyewa heli milik TNI AU," ujar Masda Sagom Tambun.

Sagom Tambun mengimbau prajurit di lapangan agar tetap patuh untuk menjalankan aturan, dan tidak melanggarnya. (Persda Network/domuara ambarita)

[+/-] Selengkapnya...

Istri Hidayat Nurwahid Terkena Serangan Jantung

JAKARTA, PERSDA- Hj Kastrian Indriawati, istri Ketua MPR Hidayat Nurwahid terkena terserang jantung. Iin, sapaan Kastrian Indriawati, dirawat di Jogja International Hospital (JIH) sejak Kamis (17/1/2008), dan sempat masuk di ruang unit perawatan intensif (ICU).

"Ibu Iin betul sakit. Sekarang di rawat di Jogja," ujar Lulu Setiarini, keponakan Hidayat Nurwahid saat dihubungi Persda Network di kediamannya di Jalan H Rijin Jati Makmur, Pondok Gede, Bekasi, Jawa Barat, Sabtu siang. Ny Kastrian akhirnya meninggal, Selasa (22/1) dinihari.

Lulu mengatakan, sedianya Kastriani akan bepergian ke Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor Ponorogo, Jawa Timur untuk melihat Alla Khairi, anak ketiga mereka yang sedang menempuh pendidikan tahun pertama. Hidayat, ayahnya, juga lulusan pondok pesantren yang sama tahun 1978.

"Ibu sebenarnya sudah meras sakit, pusing-pusing mulai Selasa. Tapi hari Rabu tetap berangkat ke Gontor mau melihat anaknya. Terus mampir dulu ke rumah ibu dan bapaknya di Jogja. Sebelum berangkat ke Gontor, ibu sakit, katanya stroke dan sempat masuk ICU. Tapi hari ini saya dengar kabar, perkembangannya positif," ujar Lulu.

Petugas informasi Rumah Sakit JIH juga membenarkan istri mantan Presiden PKS itu menjalani perawatan. "Ibu Hidayat memang dirawat di sini karena serangan jantung. Sudah beberapa hari ini. Sekarang sudah dipindah dari ICU ke ruang perawatan di Ruang Jasmin Timur 4413 A," ujar seorang perempuan ketika dihubungi dari Jakarta. Ketua MPR Hidayat Nurwahid belum dapat dikonfirmasi. Dua nomor teleponnya dihubungi, Hidayat tidak menyahut. (Persda Network/domuara ambarita)

[+/-] Selengkapnya...

Istri Ketua MPR Belum Sadar

Jakarta, Persda- Ketua MPR Hidayat Nurwahid mengakui istrinya, Hj Kastrian Indriawati, sedang sakit. "Istri saya masuk rumah sakit sejak Kamis siang. Sakitnya ada indikasi stroke dan jantung juga," ujar mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera ini ketika dihubungi via telepon sedang berada di Jogja International Hospital, Jalan Ring Road Utara No 160 Condong Catur, Sleman, Yogyakarta, Sabtu (19/1/2008) pukul 15.30 WIB.

"Alhamdulillah, kata dokter yang menangani membaik, tapi belum sadarkan diri. Saat ini masih di ruang ICU. Mohon doa ya," pinta Hidayat, laki-laki kelahiran Klaten, Jawa Tengah 8 April 1960.

Buah perkawinan Hidayat dengan Kastrian Indriawati melahirkan empat orang putra-putri yakni Inayatu Dzil Izzati, Ruzaina, Alla Khairi, dan Hubaib Shidiqi.

Lulu Setiarini, keponakan Hidayat Nurwahid yang tinggal di kediaman Ketua MPR itu di Jalan H Rijin Jati Makmur, Pondok Gede, Bekasi, Jawa Barat, mengatakan sedianya Kastriani akan bepergian ke Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor Ponorogo, Jawa Timur untuk melihat Alla Khairi, anak ketiga mereka yang sedang menempuh pendidikan tahun pertama. Hidayat, ayahnya, juga lulusan pondok pesantren yang sama tahun 1978.


"Ibu sebenarnya sudah meras sakit, pusing-pusing mulai Selasa. Tapi hari Rabu tetap berangkat ke Gontor mau melihat anaknya. Terus mampir dulu ke rumah ibu dan bapaknya di Jogja. Sebelum berangkat ke Gontor, ibu sakit, katanya stroke dan sempat masuk ICU. Tapi hari ini saya dengar kabar, perkembangannya positif," ujar Lulu. (Persda Network/domuara ambarita)

[+/-] Selengkapnya...

Perlu Kreasi Mencari Pasaran Baru di Negara Ladang Minyak


Maxensius Tri Sambodo,
Peneliti pada Puslit Ekonomi LIPI


Perlu Kreasi mencari Pasaran Baru di Negara Booming Minyak

DILIHAT
dari pengalaman ketika perekonomian Amerika Serikat karena bergolak diterpa krisis pasar modal yang terkenal dengan subprime mortgage, Agustus 2007, sebenarnya perekonomian Indonesia saat ini tidak begitu mengkhawatirkan. Tahun lalu, perekonomian Amerika betul-betul mengalami resesi, tetapi perekonomian kita tidak apa-apa. Dampak resesi Amerika tidak begitu besar, dan tidak signifikan. Kalau pun terimbas, hanya sedikit, dan baru terasa beberapa bulan kemudian.

Menurut saya, ancaman terbesar dan membahayakan bukan secara langsung dari resesi perekonomian Amerika, tetapi lonjakan harga minyak dunia di pasaran global termasuk krisis energi dalam negeri.

Resesi ekonomi Amerika tidak perlu ditakutkan. Tetapi dengan syarat, sejauh pemerintah dapat melihat peluang di negara-negara lain yang mengalami booming minyak. Artinya kita harus optimistis, jangan selalu pesimistis. Kalau pesimistis terus, bangsa kita tidak akan maju. Kita tetap optimistis, walaupun banyak kekhawatiran, dalam artian, optimistis dengan harus jeli melihat kemajuan di negara lain yang sekiranya dapat dijadikan tujuan pemasaran baru.

Dengan kejelian melihat pasaran lain, desesi perekonomian Amerika justru dapat dijadikan momentum mencari pangsa pasar baru, yakni ke daerah-daerah yang produksi minyaknya melimpah, yakni di kawasan Timur Tengah. Selama ini, komoditas dari Indonesia yang sudah masuk pasaran Timur Tengah adalah tekstil dan produk tekstil (TPT). Sekarang kesempatan pemerintah mencari pasaran baru untuk produk di luar minyak dan gas bumi.

Pemerintah jangan sampai dua kali kehilangan momentum, yang seharusnya dapat memanfaatkan krisis ekonomi Amerika pertengahan 2007. Di sinilah dibutuhkan peningkatan aktivitas market inteliigence, untuk menghadapi pesaing yang mirip karakteristik produknya dengan Indonesia seperti dari Vietnam, Cina, dan lain-lain.

Jadi saran saya, perlu ditingkatkan volume dan nilai ekspor produk lain ke negara lain di luar Amerika dan Jepang yang mengalami kelesuan pertumbuhan ekonomi. Kita tahu, kedua negara iatu selama ini menjadi tujuan ekspor Indonesia yang sangat dominan. Apalagi fakta menunjukkan, kecenderungan perdagangan kita ke dua negara itu terus melemah.

Penurunan volume ekspor Indonesia ke Amerika disebabkan beberapa hal. Selain karena penurunan permintaan pembeli dari negara yang bersangkutan, juga karena lemahnya daya saing produk Indonesia. Di sisi lain, produk dari negara pesaing semakin laris. Penurunan daya saing itu sudah lama, dan bahkan bisa dibilang jenuh.

Kalau kita amati, volume perekonomian turun, tetapi nilai penjualan ekspor komoditas kita masih naik, misalnya komoditas pertanian dan pertambangan. Walaupun volume peningkatan ekspor hanya sedikit, tetapi karena ada penguatan nilai tukar, maka nilai jadi meningkat tajam.

Lesunya perekonomian Amerika pun semestinya dapat dimanfaat pemerintah untuk merayu agar investor asing yang tadinya melirik pasaran Amerika dialihkan ke Indonesia. Tentu, investor akan mencari negara-negara tujuan investasi yang impaknya tidak sebesar resesi Amerika, yakni seperti Indonesia dan negara ASEAN lainnya.

Bagaimana cara menarik investor? Pemerintah perlu menggiatkan pembangunan infrastuktur percepatan pembangunan infrastruktur, menjamin kepastian Undang-undang sehingga tidak ada yang tumpang tindih, lalu mengingat kendala paling besar dalam investasi adalah pembebasan lahan maka sengketa penyelesaian/pembebasan lahan harus selesaikan secepatnya. Saya mendukung komisi nasional penangan sengketa tanah yang segera dibentuk pemerintah, semoga ini dapat membuat kepastian hukum dalam penyelesaian sengketa lahan. (Persda Network/domuara ambarita)

[+/-] Selengkapnya...

Kamis, 10 Januari 2008

Inflasi Harga dan Kata-kata Sama-sama Menyengsarakan

RABU (9/1/2007) pagi saya bangun lebih dini. Tidak seperti biasa, masih sempat berguling-guling di kasur, menghilangkan letih badan yang selalu kurang tidur. Pagi itu saya menemani istri mengantar putri sulung kami berobat ke dokter.

Putri kami terserang batuk, dan radang tenggorokan. Ini bermula dari cuaca ekstrem selama sepekan, beberapa hari silam di Depok dan sekitarnya. Angin bertiup kencang sepanjang hari, di luar tekanan normal. Sore hingga malam, atmosfer terasa dingin sekali, membuat menggigil anak-anak.

Kami konsultasi kepada dokter spesialis pada salah satu rumah sakit anak ternama di Depok. Sebentar saja, hanya sekitar dua menit bersama dokter. Sambil bernyanyi sekenanya, sang dokter memeriksa anak kami. "Oh, radang tenggorokan. Jangan banyak makan es ya, juga yang manis-manis," saran dia.

"Apa, madu? Oh, tidak. Madu juga tidak bisa dimakan saat batuk, karena madu membikin batuk," kata dokter mencerocos ketika mendengar saya mengatakan kegemaran anak saya mengonsumsi madu.

Seuai periksa, saya membawa resep dokter menuju apotek. Saat bersamaan istri membawa putri kami menuju ruang penguapan atau inhalasi. Kwitansi dari apotek keluar kemudian ke kasir. Pura-pura tidak melihat angka yang terpampang di layar mesin penghitung kasir, saya sengaja bertanya sampai dua kali berapa harga yang harus saya bayar. Saya butuh kepastian apakah ada kesalahan atau tidak.

Kenapa? "Apakah bianya berobat naik?" pikirku. Ya. Ternyata naik. Kali ini biaya konsultasi dokter Rp 90.000 sedangkan sebelumnya Rp 80.000 menjadi Rp 90.000, naik Rp 10.000 atau 12,5 persen. Biaya inhalasi atau penguapan dari 58.500 meningkat 8,5 persen menjadi Rp 63.500.

Saya jadi teringat keluhan tetangga, pemilik warung kelontongan. Ketika saya puji keberhasilan dia membangun warung yang sekilas pandang banyak pembeli. Si pemilik warung langsung berkeluh kesah, kesulitan belanja karena semua produk mengalami kenaikan harga rata-rata di atas 10 persen. Tidak saja terkendala kekurangan modal, di sisi lain, daya beli konsumen menurun. Jika menimbun barang, berarti 'uang akan terparkir'.

Perihal lonjakan biaya berobat dan harga-harga menjadi bahan baku yang diolah otak saya sepulang dari rumah sakit. "Pantasan istri minta tambahan uang ke dapur," pikir saya. Betul. Banyak ibu-ibu rumah tangga mengeluhkan kenaikan harga komoditas kebutuhan primer.

Istri misalnya, tanggal 23 Desember masih menyimpan uang untuk belanja. Lalu sisanya, ia depositokan Rp 1 juta. Tahun baru baru berlalu tiga hari, istri mengeluh sudah kehabisan uang, termasuk menguras deposito. "Mama heran, uang sejuta nggak ada artinya sekarang. Padahal tidak belanja apa-apa, tidak juga pergi ke mana-mana, cuma beli keperluan dapur dan susu anak-anak," katanya.

Ya, inflasi secara konkret memang melambung tinggi Ilmu ekonomi menjelaskan, inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan kontinu. Inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara terus-menerus.

Sejak hari raya Idul Fitri 2006 ketika terjadi kelangkaan komoditas kebutuhan pokok, dan disusul kenaikan harga-harga secara tak terkendali, hingga menit ini tidak ada pengumuman secara resmi terjadi deflasi (kebalikan inflasi). Bukan berganti bulan, inflasi terus terjadi.

Deputi Statistik Distribusi dan Jasa BPS Ali Rosidi, mengakui permintaan masyarakat meningkat. Namun ia mengatakan Januari-Desember 2007 inflasi sebesar 6,59 persen. Angka ini di atas target APBNP 2007 dari 6 persen dan target inflasi dari BI sebesar 6 persen lebih atau kurang 1 persen.

Bukan rahasia, kalu data BPS merupakan angka orderan pemerintah. Satu kecaman ketika menyodorkan angka kemiskinan menurun tahun 2006, dan menjadi pidato Presiden Yudhoyono, sedangkan kenyataan di dekat kita, penganggur, tingkat kriminal, pengemis dan orang bunuh diri karena beban ekonomi terus bertambah. Angka infalsi dapat dimainkan untuk Asal Bapak/Ibu Senang.

Bukan saja inflasi harga-harga yang menyengsarakan, inflasi kata-kata para elite politik, pemimpin negara dan pejabat publik, pun turut menyiksa dan memperberat beban yang ditanggung konsumen. Bual, kebohongan publik, dan kesenjangan kata dengan laku: perbuatan tidak sejalan dengan kata, menambah hebat penipu-penipu berdasi yang mengimpit kaum kebanyakan, jolma napogos, wong cilik. Pemerintah rupanya senang membuat inflasi, yang tidak disadari telah membuat popularitasnya terdeflasi. (domuara ambarita)


[+/-] Selengkapnya...

Selasa, 08 Januari 2008

Wedding Kiss

WEDDING KISS: Kalau adegan begini, masih oke. Jangan adu bibir dong.

"BAPAK-IBU, hadirin yang terhormat, setelah bersantap malam bersama, marilah kita berkumpul di depan, dekat panggung. Mendekatlah ke sini. Kita arahkan pandangan ke arah kedua mempelai. Kita akan menyaksikan selebrasi wedding kiss. Caranya, hadirin memberi tepuk tangan. Dan selama tepuk tangan belum berhenti, kedua mempelai tidak boleh menghentikan wedding kiss."

Pengumuman itu berkali-kali dilontarkan seorang emcee alias master of ceremonies atau MC dalam resepsi pernikahan seorang kawan, akhir pekan lalu. Mendengar imbauan itu, para hadirin, anak-anak di antaranya para putri ayu hingga orang dewasa mendekat panggung.

Beberapa untaian lagu menyelingi acara menambah romantisme suasana menuju selebrasi ciuman pengantin.

Sang emcee mengomando hadirin untuk bertepuk tangan. Sepertinya tak seorang pun hadirin yang rela melewatkan peristiwa geeeeeeeeerrrrrr itu. Semua membelalakkan mata. Ciuman tanpa ditutupi atau dihalangi selubung kerudung atau apa pun.

Dengan sedikit malu-malu, bukan munafik tapi karena pengantain perempuan masih saudara, saya merasa malu menyaksikan mereka ciuman. Sebentar saya intip dari antara pot bunga, lalu saya lewatkan hingga adegan lempar buket bunga ke arah hadirin.

Sekitar 45 detik, kedua mempelai menempelkan bibir, satu sama lain. Sekali lagi, mereka menempelkan bibir di hadapan anak-anak, bocah-bocah yang sebenarnya barang kali tidak tahu arti ciuman itu, kecuali bagi orang berumur yang sudah tahu ngeressss. Meski begitu, saya pribadi berpendapat, ciuman pengantain di depan anak-anak dan hadirin, termasuk orang tua yang besanan, kurang cocok. Kurang sreg.

Kalaulah cara itu sekadar mengadopsi cara-cara selebritas ternama, yang mengumbar sandiwara, tapi belakangan pun, banyak keluarga orang-orang tersohot itu tidak berjalan semesra saat di pelaminan.

Selebrasi ciuman di depan hadiri, terutama disaksikan anak-anak, bukan pertontonan yang tidak bisa ditiadan. Tanpa adegan itu, toh resepsi tidak batal. Tanpa mengecup bibir pasangan bukan berarti kesahan pernikahan tidak afdol. Kasih sayang tidak harus lewat adu bibir, mungkin lebih menyentuh jika ciup kening atau pipi, atau kelopak mata.

Beradu bibir justru dapat diduga sebagai pelampiasan nafsu orang dewasa. Jika keabsahan untuk melampiaskan nafsu, sebagai ukuran bahwa mereka tidak lagi dianggap berzina, itu maksudnya, maka tidak bisakah menunggu satu atau dua jam kemudian.

Dan di dalam ajaran gereja pun, tidak ada yang mewajibkan berciuman saat kedua mempelai resmi disatukan oleh sakramen perkawinan. Saya pun yakin, pada agama-agama lain tidak ada
anjuran yang mengajarkan hal itu.

Sekali lagi, saya tidak munafik urusan arus bawah ini, benci urusan cara kita memperlakukan anugrah Illahi yang kurang sopan dan pantas yang menjadi obyek protes. Bukankah para orangtua cerewet luar biasa jika ada adegan bermesum-ria di televisi atau layar lebar. Tetapi kenapa pada acar sakral demikian, dihadapan relasi yang saling kenal, justru mempertontonkan adegan semacam ini.

Saya masih belum habis pikir... kebiasaan dari mana ini diadopsi dan menjadi 'budaya' Indonesia. Memang perkawinan ini digelar secara modern, bukan pesta adat. Tidak fair, kita meminta orang lain menjaga tata krama, ketika kita mulai dari rumah tangga justru menjadi sarang dan habitat ketidaknormalan, ketidaksopanan, ketidaktahuan pada tatakrama. (Domuara Ambarita)

[+/-] Selengkapnya...

Sabtu, 05 Januari 2008

Soeharto Nyaris Kekurangan Darah

SENYUM MAESTRO: Mantan presiden Soeharto kembali menjalani perawatan di RSPP Jumat (4/1/2007). Mei 2005, mantan penguasa Orde Baru itu juga dirawat. Setelah dirawat tujuh hari, dia tampak mulai sehat, tersenyum dan melambaikan tangan.


HEMOGLOBIN atau disingkat Hb merupakan molekul protin di dalam sel darah merah yang bergabung dengan oksigen dan karbon dioksida untuk diangkut melalui sistem peredaran darah ke tisu-tisu dalam badan. Singkatnya Hb dianggap sebagai kadar sel darah merah.

Ion besi (ferrum/Fe) dalam bentuk Fe+2 dalam hemoglobin memberikan warna merah pada darah. Dalam keadaan normal 100 ml darah mengandungi 15 gram hemoglobin yang mampu mengangkut 0.03 gram oksigen. Kadar hemoglobin biasanya ditentukan sebagai jumlah hemoglobin dalam gram (gm) bagi setiap dekaliter (100 mililiter). Para petugas laboratorium mencatatkan satuannya dengan gm/dl.

Lalu Bagimana dengan kadar sel darah merah Soeharto? Penjabat Sementara (Pjs) Direktur RSPP Dr Djoko Sanjoto SpB mengatakan penurunan kondisi kesehatan telah dirasakan Soeharto sejak lima hari yang lalu.

Djoko, yang didampingi ketua tim dokter RSPP Prof Dr Djoko Rahardjo, menyebutkan kondisi Soeharto berada dalam keadaan stabil. "Pak HM Soeharto sadar, dan saat ini ditemani putra- putrinya," ujar dr Djoko sembari menyebut Soeharto dirawat di kamar president suit nomor 536 di lantai 5B RSPP saat menggelar jumpa pers di RSPP, Jalan Kiai Maja, Jakarta Selatan, Jumat (4/1).

"Tim dokter menemukan kadar hemoglobin darah rendah. Tekanan darah turun dan ada oedem atau penimbunan cairan di seluruh tubuh," kata dr Djoko.

Data tentang kesehatan Soeharto yang berhasil didapat Persda Network dari seorang petugas medis di RSPP menunjukkan kadar hemoglobin (Hb) mantan presiden yang berkuasa lebih dari 32 tahun sangat rendah. "Kadar Hb terakhir 8 persen (8 gm/dl). Rencananya besok akan tranfusi darah, dan endoscopy. Itu pun kalu babe mau," kata seorang petugas medis RSPP.

Umumnya batas minimal untuk kadar hemoglobin pada orang dewasa adalah 12 g/dl untuk wanita serta 14 g/dl untuk laki-laki. Kadar hemoglobin seseorang sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain usia, jenis kelamin, etnik, sosioekonomi, letak geografi, kehamilan serta beberapa faktor lainnya.

Sudah menjadi kesepakatan para dokter , bila kadar hemoglobin kurang dari 7 gr/dl itu merupakan gejala-gejala dan tanda-tanda anemia. Dengan demikian, kondisi Pak Harto pad stadium sedikit di atas ancaman kekurangan darah atau anemia.

Anemia adalah suatu keadaan adanya penurunan kadar hemoglobin, hematokrit dan jumlah eritrosit dibawah nilai normal. Pada penderita anemia, lebih sering disebut kurang darah, kadar sel darah merah (Hb) di bawah nilai normal.

Bagaimana cara mengatahui kadar Hb? Ada beberapa cara bagi mengukur kandungan hemoglobin dalam darah, kebanyakannya dilakukan secara automatik oleh mesin yang direka khusus untuk membuat beberapa ujian terhadap darah.

Di dalam mesin ini, sel darah merah diceraikan untuk mengasingkan hemoglobin dalam bentuk larutan. Hemoglobin yang terbebas ini dicampur dengan bahan kimia yang mengandungi cyanide yang mengikat kuat dengan molekul hemoglobin untuk membentuk cyanmethemoglobin. Dengan menyinarkan cahaya melalui larutan cyanmethemoglobin dan mengukur jumlah cahaya yang diserap (khususnya bagi gelombang antara 540 nanometer), jumlah hemoglobin dapat ditentukan. (Persda Nework/h10/amb)

[+/-] Selengkapnya...

Kalau Uangnya Tidak Ketemu Hancurlah Karier Saya

Pengalaman Ketua Tim Penyidik KPK Saat Menyergap Irawady


JAKARTA, PERSDA - Komisaris Besar Polisi Heru Sumartono namanya. Dia menyenangi benar profesinya sebagai polisi.

Namun sekali dalam hidupnya dia sempat dibayang-bayangi rasa takut akan tercela dalam menjalani tugas penyidikan. Bahkan dia khawatir karirnya di kepolisian hancur.

Perasaan itu muncul ketika dia memimpin tim penyidik untuk menyergap tersangka dugaan tindak pidana suap yang melibatkan komisioner Komisi Yudisial (KY) Irawady Joenoes, di Jalan Panglima Polim 138, Jakarta Rabu (26/9/2007) sektiar pukul 13.00.

Siang itu, dia bertindak sebagai ketua tim penyidik KPK untuk menyergap pemberian uang senilai 30 ribu dolar AS dan Rp 600 juta dari Freddy Santoso, direktur PT Persada Sembada selaku pemilik tanah di Jalan Kramat Raya No 1, yang dijual untuk dijadikan kantor KY.

Ketakutan Kombes Heru mencuat ketika penggeledahan di rumah itu sudah berlangsung. Saat itu, Irawady dan Freddy sudah ditangkap. Heru beserta tiga anak buahnya, yakni AKP Bambang, AKP Egi dan AKP Sugianto berusaha mencari barang bukti berupa uang yang diduga diberikan Freddy kepada Irawady. Andai barang bukti itu tidak ditemukan, maka tuntutan balik dapat dilakukan Irawady dan Freddy terhadap dirinya dan kawan-kawan (dkk) sebagai pribadi, maupun KPK sebagai institusi.


"Saya sempat khawatir. Kalau uangnya tidak ketemu, kan karir saya bisa hancur. Penggeledahan sudah kami lakukan. Satu menit, dua menit dan lima menit berlangsung ... barang bukti tidak ada. Tapi akhirnya, pada menit ketujuh uangnya ditemukan. Anak buah saya, AKP Bambang, berteriak 'ada uangnya...!'," tutur Heru di persidangan.

Uang itu dibalut kertas di dalam tas kertas, sejenis tas tenteng belanjaan dari toko busana, yang terletak di dekat toilet di dalam rumah. Barulah Heru bernapas lega. Ketakutan akan tercoreng tercoreng karirnya pun hilang seketika.

Kekhawatiran Heru beralasan. Irawady Joenoes (68) bukanlah rakyat jelata. Saat itu dia adalah pejabat lembaga koasi negara, yang lantang menyuarakan penegakan hati nurani dan pengawasan kinerja para hakim di Indonesia dengan jabatan koordinator bidang pengawasan kehormatan keluhuran martabat dan perilaku hakim KY. Irawady juga pensiunan jaksa yang sering menuntut pelaku kejahatan.

Sebelum penggeledahan dilakukan penyidik KPK sempat dilarang masuk oleh pembantu yang tinggal di rumah itu. Para penyidik berkeras masuk, dan lagi-lagi ditolak bahkan oleh Irawady sendiri. "Irawady bahkan sempat menduga kami perampok. Kami kebetulan berpakaian preman," ujar Heru sembari menyebut, Irawady melarang penyidik memasuki rumah dengan alasan, rumah itu didiami orang-orang terhormat.

Kelegaan Heru kian menguat, ketika dalam perjalanan ke KPK, AKP Sugianto berhasil menemukan uang senilai 30 ribu dolar AS di kantong Irawady. Penemuan berawal dari munculnya rasa curiga pada diri Sugianto ketika melihat bagian tertentu pada bagian badan Irawady di balik pakaiannya ada yang menonjol. Apalagi saat itu Irawady bilang, "Saya tidak ikut-ikutan lho".

Dalam perjalanan, penyidik menggerayangi Irawady. "Ini apa ini kok perutnya kayak hamil begini, kok kembung. Ini apa? Ternyata setelah digerayangi ada uang dolar," kata Heru.

Heru juga mengatakan, penyergapan itu merupakan pengungkapan pertama kasus suap yang tidak direkayasa. Artinya, penyuap maupun yang disuap tidak tahu adanya aksi pengintaian. Dalam banyak penangkapan, baik yang dilakukan polisi maupun KPK, salah satu pihak namun pada umumnya korban yang diperas, sudah tahu duluan karena bekerja sama dengan aparat kepolisian untuk menjebak pemeras atau orang yang meminta suap. (PERSDA NETWOTRK/ Mohammad Abduh/Domuara Ambarita)

[+/-] Selengkapnya...