Selasa, 18 September 2007


Foto/PERSDA NETWORK/ISMANTO

PBB: Soeharto Pencuri (2)
* Menguras 15-35 Miliar Kekayaan Negara
* Nomor Urut Satu di Dunia

Kembalikan kepada Negara
PRESIDEN Bank Dunia Robert B Zoellick mengungkapkan bahwa StAR Inisiative dapat membantu memperkuat kemampuan tim nasional suatu negara untuk mengembalikan harta yang dicuri bekas pemimpinnya.

Untuk itu, ujar Zoellick, diperlukan antara lain dukungan perundang undangan di negara yang bersangkutan, pelatihan dan peningkatan kemampuan bagi pihak pihak terkait di bidang hukum serta kerjasama antar negara dalam mengumpulkan kembali kekayaan yang diparkir di suatu negara tertentu.

Berkaitan dengan itu, Direktur UNODC Antonio Maria Costa mengatakan, pengembalian kekayaan yang diparkir di luar negeri juga akan memerlukan perjanjian ekstradisi antara negara-negara yang bersangkutan.

Selain Soeharto, pemimpin politik dunia lainnya yang diperkirakan mencuri kekayaan negara adalah Ferdinand Marcos dari Filipina (1972-1986) dengan 5 hingga 10 miliar dolar AS; Mobutu Sese Seko dari Zaire (1965-1997) dengan lima miliar dolar AS; Sani Abacha dari Nigeria (1993-1998) dengan 2-5 miliar dolar AS serta Slobodan Milosevic dari Serbia/Yugoslavia (1989-2000) dengan satu miliar dolar AS.

Di bawah mereka, terdapat nama Jean Claude Duvalier dari Haiti (1971-1986) yang diperkirakan mencuri 300 800 juta dolar AS; Alberto Fujimori dari Peru (1990-2000) dengan 600 juta dolar AS, Pavio Lazarenko dari Ukraina (1996-1997) dengan 114 hingga 200 juta dolar AS; Arnoldo Aleman dari Nikaragua (1997-2002) dengan 100 juta dolar AS dan Joseph Estrada dari Filipina (1998-2001) dengan 70 hingga 80 juta dolar AS.

Daftar Perkiraan Dana yang Kemungkinan Dicuri dari sembilan Negara disiapkan oleh Transparency Internasional (TI) dan Bank Dunia.

Namun menurut TI, pemimpin dunia yang tercantum dalam daftar tersebut tidak berarti menjadi sembilan pimpinan dunia terkorup.

TI juga mengungkapkan bahwa sumber sumber yang dijadikan bahan untuk membuat daftar tersebut didapat melalui informasi dari berbagai media massa.

Satu satunya informasi yang didapatkan secara resmi dari sumber suatu negara adalah dari Peru, yaitu berkaitan dengan kemungkinan keterlibatan Alberto Fujimori dalam menghilangkan kekayaan negara tersebut.

Menurut catatan PBB Bank Dunia, Filipina akhirnya memperoleh kembali 624 juta dolar dari uang yang diparkir Ferdinand Marcos di Swiss. Antara Agustus 2001 2004, Peru dapat memperoleh kembali sekitar 180 juta dolar yang dicuri oleh Vladimiro Montesinos dari beberapa tempat, seperti Swiss, Cayman Islands dan Amerika Serikat.

Nigeria antara September 2005 dan awal tahun 2006 berhasil mengumpulkan kembali 505 juta dolar AS dari Sani Abacha, yang kekayaannya dibekukan oleh pihak berwenang Swiss.

Juli 2006, pihak berwenang Inggris mengembalikan 1.9 juta dolar AS yang dicurigai sebagai aset yang dikumpulkan secara ilegal oleh Diepreye Alamieyeseigha, Gubernur Bayelsa, negara bagian di Nigeria yang dikenal kaya akan minyak.

Namun PBB Bank Dunia mengingatkan bahwa pengembalian aset negara yang dicuri akan sangat memakan waktu, memerlukan kredibilitas dan upaya yang berkelanjutan serta keinginan politik yang kuat dari suatu negara. (ant)

Tidak ada komentar: