Senin, 17 September 2007


Bambang Trihatmojo Berburu Singa Hingga ke Benua Afrika (2)
Hidung Digigit Kutu Gajah
MENGGIRING belasan anjing galak. Membawa jaring-jaring penjerat. Tombak atau pisau, atau panah beracun. Mencari objek buruan semacam babi hutan, atau rusa. Setelah menambatkan untaian jerat, pemburu mulai mengepung hewan buruan dengan anjing. Jika berhasil ditangkap langsung baik, bila tidak digiring ke arah jaring. Terjerat lalu ditombak. Begi-tulah gambaran pemburu tradisionil yang banyak dijumpai di daerah pedesaan.

Berburu tradisional itu jauh ketinggalan dibandingkan kaum berduit, seperti pengalaman Bambang Trihatmojo. "Berburu kambing gunung atau disebut Canus di New Zeland, pemburu biasanya naik helikopter. Kalau di Alaska, Kanada, untuk berburu beruang kita naik pesawat. Biasanya pesawat berpenumpang tiga orang. Dari pesawat berputar-putar ke hutam mencari beruang. Kalau sudah lihat beruang besr, baru mendarat," kata Bambang.

Lain lagi kalau berburu gajah, badak, macan tutul atau singa. Pemburu biasanya mengendarai mobil ke hutan. Untuk memburu macan tutul, misalnya, pemburu biasanya harus terlebih dulu menembak babi hutan. Binatang hasil tembakan itu digantung di dahan pohon sebagai umpan. Lalu pemburu menunggu di dekat umpan.


Biasanya, macan tutul mencari mangsa sore. "Kita harus siap. Kalau macannya datang, tinggal menembak," ujarnya Bambang sembari menyebut hewanhewan buruan bukan gratis.

Kendati bersenjata bedil, tidak berarti penembak boleh sembarangan menghabisi binatang. Ada aturan dan tata krama. Ternyata semangat sportivitas dan fairplay dengan binatang pun tetap dijunjung.

Penembak tidak boleh menggunakan bedil otomatis, tetapi yang manual. Dilarang mengisi peluru sebelum melihat objek buruan. "Ini untuk memberikan kesempatan kepada binatang itu, apakah pergi atau saya tembak. Jadi harus fairplay," kata mantan bos PT Bimantara Citra Tbk.

Kejadian apa yang paling mengesankan saat berburu? "Waktu berburu gajah di Afrika. Lalu kami foto-foto dekat gajah yang jadi objek. Sehari kemudian, hidung saya terasa sakit, saya tiba-tiba pusing. Lalu pergi ke depan kaca, saya lihat lobang hidung ternyata ada kutu gajah menggigit. Sakitnya luar biasa, kepala nyut-nyut sampai ke ubun-ubun. Dicabut sulit karena menempel, lalu saya ambil pakai obat nyamuk yang diolesi ke kapas."

Pernah mengalami peristiwa menakutkan ketika menembak, misalnya binatang buas melawan? "Waktu menembak bear (beruang) di Alaska, Kanada dari jarak 50 meter. Pada tembakan pertama, beruang malah berdiri dan menyerang saya. Saya cepat-cepat memasukkan peluru, baru pada tembakan kedua dia roboh," kata Bambang.

Bambang berkomentar pendek tentang banyaknya `kecelakaan' anggota kepolisian yang memegang senjata api akhir-akhir ini? "Yang bahaya bukan senjatanya. Sebab senjata, kalau ditaruh di meja, 10 tahun pun akan tetap di sana asal jangan dipegang. Jadi ketika dipeganglah, pistol baru berbahaya," ujarnya sembari menyebut sebagian anggota Perbakin berasal dari kalangan militer/polisi. (Persda Network/domuara ambarita) Sriwijaya Post, 29/05/2007

Tidak ada komentar: