Senin, 24 Maret 2008

Gaptek: Alasan Mengangkat Wakil Menlu

SEORANG kawan bercerita tentang aktivitas di kantornya berikut fenomena kegandruangan pimpinan terhadap komunikasi melalui chatting Yahoo Messenger. "Bosku lagi YM maniak. Bahkan sengaja beli notebook (laptop) yang mahal. Saya salut padahal dia udah mau pengsiun, tapi masih tetap mau belajar komputer dan teknologi. Katanya, biar tua tidak boleh kalah dari anak muda, tidak boleh gaptek."

"Gitu yah? Mantaplah kalau begitu. Kita yang muda-muda pun jangan mau tertingal dari anak remaja yang hadir bersamaan dengan terciptanya berbagai alat komunikasi dan teknologi canggih lainnya," jawabku.

"Lihatlah, sekarang anda dengan mudah memasarkan ide-ide, buah pemikiran, bahkan potret ke seluruh dunia melalui friendster maupun blogger. Bahkan dengan murah dan mudah dapat menjualkan produk atau jasa lewat saluran dunia maya. Ini jadi tren dunia modern, yakni komunikasi lintas zona, tanpa batas waktu dan sekat tempat."

Sekarang, setiap orang yang melek teknologi dapat memanfaatkan beragam salurna komunikasi. Tidka lagi sebatan telephone fixed phone, dan selular phone, tapi juga lewat internet, yang memungkinkan komunikasi dua arah lebih akurat, jelas, dan lebih-lebih fullcolor dan beragam fitur.

Arti konotasi fullcolor, adalah surat menyurat, berkirim foto, bahan, grafris dan data digital sekalipun dapat dikirim secara utuh. Fullcolor yang membuat lebih hidup. Komunikasi via chatting pun kini dilengkapi beragam fitur, sebagai lambang emosi: tertawa, menangis, sedih, bingung, serius, bertanya, dan lain sebagainya sehingga dua orang yang baru kenalan di dunia maya pun lebih cepat akrab sekalipun belum bertemu secara fisik.

Asyik memang. Serba bisa, murah dan mudah. Saking serbabisanya, bukan saja untuk keperluan formal dan positif, kini muncul hal-hal negatif dampak dari internet. (Yah, setiap perkembangan memang selalu melekat dua dampak ikutan: positif dan negatif. Tinggal berpulang kepada orang, bagaimana kita menyikapinya).

Chatting merupakan media tren menjalin asmara. Bagi dua sejoli terutama yang tinggal di dua kota berjauhan, chatting adalah obat penghilang kangen, yang bisa membuat terbahak-ahak, atau sebaliknya tertangis sedih dimabuk rindu.

Via YM, kita lebih cepat mengirimkan foto-foto wajah terbaru, tinggal klik send file. Bahkan via YM pun, kedua pihak dapat 'siaran langsung' via tayangan webcam. Gilanya lagi, saat ini, seorang perempuan sering menjual diri lewat YM.

Inilah transaki jarak jauh. Si wanita akan melakukan apa saja, misalnya mempreteli pakaiannya satu per satu, hingga telanjang, atau sampai melakukan adegan-adegan berbau seks. Seperti halnya striptis: si wanita mengarahkan kameranya pada lekukan-lekukan tubuh, atau bagian-bagian tubuh yang amat disenang mulai dari leher, buah dada, hingga vagina.


Sudah jamak, bahkan ada adegan suami istri yang 'ditayangkan' via YM lalu ditonton lawan chatting di seberang sana. Penonton, boleh sendiri boleh banyak, berada di depan komputer masiang-masing. Agar dapat menikmati 'tayangan' langsung, si penonton tentu membayar sejumlah nilai tertentu yang ditransfer via ATM dan sebagainya.

Chatting pun memiliki dampak negatif, membuat orang-orang terjerumus perselingkuhan, entah disengaja atau tidak, karena pengguna YM banyak yang membuat ID samaran. Barangkali kita masih contoh negatif dari kecanduan chatting berikut yang dialami pasangan suami istri asal kota Zenica, Bosnis. Ketika kasus ini mencuat September 2007, Sana Klaric masih berusui 27 tahun, dan suaminya Adnan (33).

Ananova, memberitakan, keduanya berselingkuh di dunia maya dengan menggunakan nama palsu. Klaric yang menggunakan nama Sweetie menceritakan semua keluh kesahnya pada lelaki pujaan. Adapun Adnan dengan nama Prince of Joy. Setelah keduanya sudah merasa menemukan belahan jiwanya setelah lama berhubungan di dunia maya, lalu ngopi darat.

Alangkah kagetnya saat mereka menghadapi kenyataan kalau sosok yang dianggap belahan jiwa tak lain dan tak bukan adalah pasangan mereka sendiri. Pria idama lain ternyata suami Klaric sendiri. Dan Adnan pun kaget luar biasa, karena sang wanita idaman lain itu ternyata istri sendiri.

Sakit hati! Mereka pun saling menggugat cerai karena menganggap pasangannya tidak setia.

"Waktu saya lihat suami saya berdiri sambil membawa sekuntum mawar, saya merasa sangat dikhianati. Saya merasa sangat marah," ketus Klaric.

Klaric menceritakan Prince of Joy adalah orang yang menyenangkan. Dia merasa telah menemukan cinta sejatinya karena memiliki masalah yang sama. Perasaan serupa juga dialami Adnan. Dia tidak percaya orang yang telah menulis kata-kata yang manis dan indah ternyata adalah istrinya sendiri.

"Sejujurnya, saya tidak percaya kalau Sweetie yang telah menulis hal-hal bagus pada saya di internet adalah perempuan yang sama dengan yang telah saya nikahi dan tidak pernah bicara hal-hal baik pada saya selama bertahun-tahun," curhat Adnan

***

Besok, Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Informasi dan Transaksi Elektronik akan dibahas di gedung dewan terhormat, DPR RI. Lewat UU ini, kelak, pemerintah berharap akan memblokir situs internet porno, entahlah kalau chatting. Juga akan diatur ancaman denda buat hacker, dan penyebar foto-foto porno di dunia maya.

Untuk tujuan regulasi yang membawa manfaat bagi publik saya oke-oke saja. Memang selayaknya pemerintah mengatur rakyatnya sehingga tercipta masyarakat yang beradap dan tertib, aman sentosa.
Yang masih mengganjal adalah, alasan presiden Susilo Bambang Yudhono membentuk jabatan Wakil Menteri Luar negeri karena kesulitan komunikasi. Kalau itu betul sangat disayangkan. Jangan-jangan Pak Presiden dan pak Menteri, bukan seperti pimpinan pada kantor kawan seperti di awal tulisan ini.

Jangan-jangan pak SBY dan Pak Hassan Wirayuda masih sama dengan ibu saya yang buta huruf, gagak teknologi. Celakanya lagi, kalau para stafnya juga tidak mengerti memanfaatkan kemajuan teknologi ini. Kalau Pak Presiden dan Pak Menteri dapat menyempatkan waktu belajar chating, barangkali memantau tuga para menteri tidak sulit dan membuang-buang pulsa. Tidak pula haru menghambur uang untuk teleconference, face to face.

Andai sering-sering memanfaatkan chating, di belahan bumi manapun Pak Presiden dan Pak Menteri, mereka tidak akan terputus hubungan komunikasi, apalagi sebaatas meminta pertimbangan untuk mengambil kebijakan luar negeri.

Kalaulah alasannya takut disadap dan lain-lain, tentu para pembesar itu dapat menggunakan sandi- sandi, atau malah seperti pemalsuan identitas yang dilakukan pasutri bercerai tadi, Pak presiden dan pak Menteri pun dapat membuat ID YM staf atau orang lain.

Dengan membentuk pos wakil Menlu, ini bukan masalah mudah. Tentu harus diikuti gaji, perlu tundajangan kesejahteraan, tunjangan jabatan, fasiltias, lalu staf, dan lain sebagaian. Ini pemborosan, yang nilai jauh di atas biaya untuk membeli notebook atua laptop canggih sekalipun. (domuara ambarita)

Tidak ada komentar: