Senin, 28 April 2008

Sultan HB X Menduga Naiknya Harga Minyak Ulah Amerika

Senin, 28 April 2008 | 15:25 WIB

http://www.kompas.com/index.php/read/xml/2008/04/28/15254185/sultan.hbx.duga.naiknya.harga.min yak.ulah.amerika

JAKARTA, SENIN - Harga minyak mentah di pasaran dunia semakin tak terkendali, Senin (28/4), berada di level tertinggi 119,93 dollar AS per barrel. Analis dunia menyebutkan, faktor melambungnya harga minyak hingga mencatatkan rekor baru akibat aksi pemberontakan gerombolan bersenjata di Delta Nigeria yang meledakkan pipa produksi minyak Shell, pemogokan buruh kilang minyak ExxonMobil di negara
yang sama, serta hubungan Amerika dan Iran yang masih tegang.

Namun, bagi Sultan Hamengku Buwono X, penyebab lonjakan harga minyak bukan saja karena hal-hal tersebut. Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta ini menduga lonjakan harga minyak mentah di pasaran dunia tidak lain adalah akibat ulah pemerintahan Amerika Serikat.

Alasannya, saat ini perekonomian Amerika Serikat sedang diterpa krisis ekonomi. Sedangkan pesaingnya di Eropa maupun Asia, negara-negara Eropa (minus Inggris) yang memiliki mata uang tunggal Euro, misalnya, perekonomiannya masih normal. Demikian juga dengan perekonominan China yang tumbuh pesat.

Karena kondisi ini tidak menyejahterakan rakyat Amerika, Sultan menduga kenaikan harga minyak yang sudah mendekati 120 dollar per barrel adalah faktor kesengajaan. Mengapa? Perbandingan dollar terhadap euro sudah 1,6, artinya produk-produk Eropa akan mahal di Amerika. Ini tidak menyejahterakan.

"Jadi saya melihat ini persaingan. Ayo, siapa yang napasnya lebih panjang, apakah Amerika, Eropa dengan uang tunggalnya euro, atau China. Amerika memang mengimpor minyak, tetapi 65 persen produksi minyak dikuasai Amerika. Eropa seratus persen impor, sedangkan produk China hanya mampu memenuhi kebutuhan domestik 27 persen. Jadi Amerika mau menunjukkan kalau mereka bisa bernapas lebih panjang," ujar Sultan saat bertandang selama tiga jam ke redaksi Persda Network di Jalan Palmerah Selatan, Jakarta, Senin (28/4).

Saat berkunjung ke Persda, Sultan tanpa didampingi staf. Dia hanya ditemani Putut Prabantoro dari Veloxxe Consulting. Sultan diterima Direktur Kelompok Persda Herman Darmo, Pemimpin Redaksi Kompas Bambang Sukartiono, Wakil Dirkel Persda Sentijanto, dan jajaran. Selama tiga jam lebih Sultan berdiskusi tentang banyak hal.

Sementara itu, kantor berita BBC melaporkan harga minyak di pasaran dunia terus meningkat. Senin pagi, harganya mendekati 120 dollar per barrel. Kondisi ini diduga akibat nyaris terhentinya produksi dua perusahaan minyak terbesar di Nigeria.

Dalam serangan keempat dalam sepekan terakhir, kelompok militan Delta Nigeria meledakkan pipa produksi minyak Shell. Adapun buruh ExxonMobil masih mogok bekerja. Kondisi ini sangat sulit dipulihkan karena kelompok bersenjata Nigeria yang dipimpin Henry Okah mengklaim bertanggung jawab atas serangan terakhir.

"Kami mendesak pemritnah agar tidak sibuk memperbaiki pipa yang rusak, karena kami akan melanjutkan serangan," kata kelompok yang menamakan dirinya Pergerakan untuk Emansipasi Nigeria.

Padahal permintaan atas minyak negeri sangat tinggi. Kapasitas produksi rata-rata sebesar 2,5 juta barel per hari, dan karena terjadi pemogokan dan pemberontakan, produksi hanya sekitar 25 persen. Exxon Mobil hanya dapat mengoperasikan sebagian kegiatan industri, sedangkan Shell mengaku sangat khawatir pengapalan minyak sesuai target sebesar 169.000 barel per hari sangat sulit terpenuhi sejak meningkatnya serangan gerombolan bersenjata beberapa pekan terakhir. (Persda Network/domuara ambarita)

[+/-] Selengkapnya...

Jumat, 25 April 2008

Parmalim

"Opputta Naparjolo Martukkothon Salagundi,
Pinukkani Naparjolo ipaihut-ihut Naparpudi"

Perumpaan Batak yang berarti, hasil cipta, karya dan karsa termasuk dalam hal budaya dari pendahulu, menjadi tradisi yang dilestarikan generasi penerus.

Bicara Kepercayaan Parmalim, saya teringat di tetangga kampung kami yang masih ada penganut Parmalim. Saya berasal dari Kampung Lumban Pea Ambarita, Desa Sihaporas, Kecamatan Pamatang Sidamanik, Simalungun. Walau berdomisili di Simalungun, kami masih melestarikan tradisi Toba. Sudah delapan generasi dari Op Mamontang Laut, hingga ke saya, nenek-moyang kami menghuni Sihaporas, sekitar 5 km sebelah tenggara Sipolha, atau 9 km dari Parapat.

Kampung tetangga,yakni B-8 (dekat perkebunan teh Bahbutong) dan Pansur Onom, masih ada beberapa, tidka lebih dari 100 KK, penganut Parmalim. Mereka biasanya beribadat Sabtu. Kaum laki-laki mengenakan pakaian tradisional sorban putih di kepala (seperti dikenakan umat seprti Hindu Bali), ada pun perempuan mengenakan sarung, dan saat berdoa tangan posisi menyembah.

Paramalim seperti saudara kita muslim, menganal haram dan halal. Mereka tidak mengonsumsi daging anjing, babi, hewan yang telah mati (tanpa disembelih), dan sebagainya.

Secara umum (walau tidak dapat digeneralisasi), mereka baik-baik, sopan-santun, ramah dan beradat, tidak terlalu suka hura-hura dan apalagi mabuk-mabukan (walaupun meminum tuak).


Mengingat keadaan ini, saya teringat pula pada tradisi Raja Sisimangaraja. Mengenai Sisimangaraja (bapak saya bertutur, sesungguhnya bukan Sisingamangaraja yang terdapat kata Singa artinya, Singa yang merajai) melainkan Raja Sisimangaraja (Raja serba Merajai).

Nama Sisingamaraja diduka untuk menguatkan lobi kepada pemerintah untuk mengegolkan gelar Pahlawan Nasional.

Kenapa Sisimangaraja menjadi Pahlawan nasional? Jawabannya karena beliau melawan Belanda.

Selain unsur politik dan perebutan kekuasaan, ada yang dipertahankan Sisimangaraja, yakni kepercayaan Parmalim. Parmalim berasal dari kata alim, seprti halnya alim-ulama. Beliau sendiri mengatakan tidak memiliki agama, karena agamanya di atas semua agama.

Mungkin itu yang membuat Penjajah Belanda kebakaran jenggot, sehingga terus mengejar Parmalim, karena menghambat penyebaran agama Kristen di tanah Batak. Senjata inilah yang belakangan dikembangkan sebagian kaum Islam, menyebut Sisimangaraja adalah Islam (sesungguhnya tidak).

Bapak saya pun, mendiang Jahya Ambarita, mantan prajurit TKR/TRI (legiun veteran), tidak pernah dibaptis. Beliau mantan kepala desa Sihaporas. Meski tak pernah dibaptis, beliau pelopor pembangunan jalan, sekolah termasuk tiga gereja Katolik di desa terdekat: Gereja Katolik Pansur Onom sebelum pindah dari Gereja Katolik Kebun Gadong/Ubi, dan Gereka Katolik Sihaporas.

Bapak saya, termasuk kami anak-anaknya raji ke gereja. Kami keluarga besar, 14 bersudara, 10 laki- 4 wanita. Bahkan abang-abang ada vorhangir dan sintua di gereka Katolik. Walau penetua gereja, kami tetap meneruskan tradisi leluhur, seperti kalau musim bercocok tanam mengadakan doa dan ritual agar Debata Mula Jadi Nabolon (Tuhan Maha Pencipta) memberkati benih, saat padi bunting mengadakan ritual pula agar hasil panen bagus, dan saat panen raya, mengadakan pesta sembari mengucap syukur kepada Debata.

Tradisi itu masih saya ingat, ketika SD sampai SMP. Namun sepeninggal ayah, ritual itu jarang. Jika hingga tahun 1992, Sihaporas masih desa unggulan yang swasembada bahkan pengekspor produk hortikultura seprti jahe, cabai, kol, tomat, dan jagung. Kini, warga Sihaporas sudah tidak berjaya lagi, kalau tidak mau disebut menderita.

Saya tentu saja tidak mengatakan serta-merta karena tidak lagi meneruskan tradisi, tapi juga karena pengaruh kapitalisme PT Inti Indorayon Utama (PT Toba Pulp Lestari) dengan Round-up-nya meracuni tanah sehingga menjadi tandus.

Kembali ke Parmalim. Mengutip dari Parmalim.com, Parmalim adalah nama sebuah kepercayaan atau mungkin boleh dibilang agama yang terutama dianut di provinsi Sumatra Utara. Agama Parmalim adalah agama asli suku Batak.

Agama ini bisa dikatakan merupakan sebuah kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang tumbuh dan berkembang di Tanah Air Indonesia sejak Dahulu Kala. "Tuhan Debata Mulajadi Nabolon" adalah pencipta Manusia, Langit, Bumi dan segala isi alam semesta yang disembah oleh "Umat Ugamo Malim" ("Parmalim").

Ayah saya, memang masih meneruskan tradisi. Tapi dia pun tidak mau disebut Parmalim, dan dia mengaku Katolik, walau tak di Baptis.

Ayah sangat arif dan bijksana, bukan saja terhadap anak-anaknya dan manusia, juag perlakuan terhadap hutan. Bahkan sebagi orang tua, mereka sering pergi ke hutan 'mangalompas" atau melepas binatang ke hutan, seperti tradisi melarung sesajen Hindu Bali. Ayah melarang anak-anak menebang pohon yang amat besar.

Dari fakta-fakta tadi, saya melihat, tidak ada alasan bagi pemilik agama-agama yang diakui pemerintah Indonesia untuk menyebut Parmalim jahat, sesat dan harus dibubarkan.

Kalaupun mereka terkucilkan, karena mata dan pikiran kita kagung dibutakan oleh penjajah Belanda, dan kaum kapitalis. Pengusaha misalnya, tentu sangat senang menebang kayu/pohon besar karena secara ekonomis menguntungkan. Lalu mereka memprovokasi masyarakat dengan menyebut, tidak boleh memberi sesajen kepada kayu besar, berdalih agama untuk tujuan ekonomi.

Saya penganut agama Katolik, tapi buat saya, seprti tertulis dalam Injil "Johanes 14:6, Kata Yesus kepadanya: Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku."

Pasal ini, seperti diperbarui dalam Konsili Vatikan II, bukan berarti semua orang yang beragama Katolik akan masuk surga. Bukan. Orang masuk surga bukan karena agama/KTP, tetapi berdasarkan iman-ibadah, dan perbuatan-amal.

Saya mau mengatakan, kita boleh beragama apapun, dan mengikuti tren apa pun, tetapi jangan serta-merta lupakan budaya, apalagi menistakannya. Sekarang kita banyak latahnya. sampai-sampai membuat nama anakpun dimodernisasi, kebarat-baratan. Tidak salah sih, tapi kasihan saja, adat tradisi, yang belum tentu buruk-negatif semua, ditinggalkan begitu saja.

Mengutip Tukul Arwana, seakan-akan Wong Deso (parhuta-huta: Toba) sesuatu yang memalukan, yang diharamkan. Padahal, 7o persen penduduk negeri ini tinggal di pedesaan. Dan kalau mereka tidka ada, orang-orang berduit di gedongan sana, dari mana mau makan nasi, sayur-mayur dan lauk-pauk??

Sekali lagi, saya bukan antimodernisasi, bukan antikemajauan, bukan pula antiEropa dan Amerika, tetapi anti terhadap paham yang sok kebarat-baratan di sisi lain mengindak-injak tradisi leluhurnya. Ini yang salah. Seperti kata pepatah, "Panas Hari, Lupa Kacang Akan Kulitnya".

Saat orang-orang Amerika dan Barat mulai makin cinta hal-hal tradisi dan alami, kita orang Timur malah sebaliknya. Maka wajarlah bila ketahanan budaya bangsa ini sangat rentan. Dan wajar pulalah, jika lagu-lagu dan kebudayaan Indonesia banyak dijiplak negara lain. Alhasil, pusaka bangsa kita kini banyak dimuseum-museum di luar negeri.

Lihatlah Korea, Jepang, Cina dan India, sekarang menjadi kekuatan ekonomi-teknologi Dunia, tetapi mereka tetap melstarikan nbilai-nilai tradisi. (domuara ambarita)

[+/-] Selengkapnya...

Kamis, 24 April 2008

Depdiknas Selidiki Kebocoran Soal UN

Jakarta,
Menteri Pendidikan Nasional Bambang Sudibyo memerintahkan jajarannya untuk mengusut tuntas kebocoran soal Ujian Nasional Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) mata pelajaran matematika di Batam, Provinsi Kepulauan Riau. Saat ini tim dari Inspektorat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional sedang berada di Batam.

"Mengenai kebocoran soal UN di Batam telah ditindaklanjuti dan ditangani oleh Inspektorat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional," ujar Mendiknas Bambang Sudibyo melalui pesan singkat menjawab Persda Network, Kamis 924/4).

Pelaksana Tugas Kepala Pusat informasi dan Humas (PIH ) Depdiknas M Muhadjir membenarkan, Mendiknas telah memerintahkan Inspektur Jenderal (Irjen) Depdiknas Muhammad Sofyan untuk meneliti kejadian bocornya soal UN yang seharusnya bersifat sangat rahasia.

"Informasi kebocoran soal di Batam ini memang sudah ditangani. Saya mendengar sendiri, Pak Menteri menginstruksikan kepada Pak Sofyan untuk menangani. Dan saat ini sudah ditekel secara internal. Tinggal menunggu hasilnya, pengawasan internalnya jalan. Pak Irjen Pak M Sofyan sudah melangkah sesuai intruksi menteri," ujar Muhadjir.



Seperti diberitakan sebelumnya, soal matematika pada Ujian Nasional (UN) yang diujikan Rabu (23/4) untuk siswa SMK di Batam benar-benar bocor. Foto copy soal yang beredar luas sejak Selasa, setelah dicek bersama Dinas Pendidikan Batam dipastikan soal yang beredar sebelumnya sama persis dengan semua soal matematika, mulai nomor 1 sampai 40.

Hal itu juga diakui oleh Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Batam Drs Muslim Bidin MM, Ketua Dewan Pendidikan Batam Hardi Hood, Kepal Satreskrim Poltabes Batam Kompol Herry Heryawan yang meninjau pelaksanaan UN, Rabu.

Muhadjir melanjutkan, informasi kebocoran soal UN di Batam sudah sampai kepada Irjen dan Mendiknas dari personel Irjen yang saat bersamaan bertugas mengawasi UN di Batam.

Apakah akan diadakan ujian ulang karena kasus bocornya soal ini? Muhadjir menjawab, "Kita tinggal menunggu hasil penyelidikan di lapangan. Langkah apa yang akan diambil masih menunggu hasilnya. Wong soal rusak saja di Jateng misalnya, langsung ditangani serius kok. Kalau ternyata ada usuran yang berkait dengan tugas penegakan hukum biarlah polisi yang menangani, yang pasti kita tunggu hasilnya." (Persda Network/domuara ambarita)

[+/-] Selengkapnya...

UN Bocor di Batam, Soal Nomor 1-40 Sama

Rabu, 23 April 2008 | 12:59 WIB
http://kompas.co.id/read.php?cnt=.xml.2008.04.23.12594916&channel=1&mn=2&idx=4

Laporan wartawan Tribun Batam Sihat & Iswidodo

BATAM, RABU-Soal ujian matematika Ujian Nasional (UN) untuk yang diujikan Rabu (23/4) ini untuk siswa SMK di Batam benar-benar bocor. Foto copy soal yang beredar sejak Selasa beredar luas sama persis dengan semua soal matematika yang diujikan hari ini, mulai nomor 1 sampai 40.

Hal itu juga diakui oleh Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Batam Drs Muslim Bidin MM, Ketua Dewan Pendidikan Batam Hardi Hood, Kasatreskrim Poltabes Batam Kompol Herry Heryawan yang meninjau pelaksanaan UN pagi tadi.

"Iya setelah kita melakukan pengecekan bersama usai UN Matematika jam 10, ternyata soalnya sama persis dengan yang kita terima kemarin," kata Muslim Biddin didampingi Kasatreskrim Poltabes Barelang Kompol Herry Heryawan, dan Ketua Dewan Pendidikan Batam Hardi Hood kepada wartawan Tribun di sela-sela memantau UN Matematika di SMK Ibnu Sina Batam.

Menyikapi kebocoran soal tersebut, Muslim mengatakan, pihaknya bersama jajaran kepolisian akan menempuh langkah-langkah, antara lain memastikan dari mana soal itu bocor dan bocornya sampai ke siapa saja, mencari pelaku pembocoran dan motivasinya membocorkan soal UN Matematika ke media dan sejumlah instansi terkait.

Atas temuan bocornya soal UN Matematika yang sama persis dengan yang diujikan hari ini, Kepala Disdik Batam belum menentukan langkah apakah akan dilakukan ujian ulang atau tidak. Pihaknya hanya akan melaporkan temuan ini ke Diknas Provinsi. "Sebab yang dinamakan bocor itu kan soal sudah diketahui sebelumnya oleh peserta UN sebelum diujikan. Nah setelah kita tanya ke peserta UN belum ada laporan adanya siswa yang menerima bocoran soal. Karena itu kita belum bisa memutuskan apakah akan diuji ulang atau tidak," ujar Muslim Bidin.

Pantauan wartawan Tribun di SMK Batam Bussines Scholl (BBS), soal UN Matematika yang diujikan memang sama persis ketika dicocokkan dengan soal yang bocor sebelumnya. Hal itu diakui oleh siswa, guru, Kepala Sekolah, dan juga Kapolsek Batam Kota AKP Ardiwinata yang memantau UN di sekolah tersebut.

Tapi para siswa mengaku tidak mendapatkan bocoran soal tersebut. "Terus terang saya sedih ada kasus soal UN Matematika bocor. Jangan-jangan nanti diulang, padahal kita nggak tahu kalau soal bocor. Tadi saya hanya bisa menjawab benar 19 soal dari 40 soal yang diujikan," ujar seorang siswi.

Menanggapi bocornya soal tersebut, Kapolsek Batam Kota menegaskan pihaknya akan melidik kasus tersebut mengapa sampai bocor dan siapa yang membocorkan. "Menurut saya tidak mungkin soal bocor di Polsek, karena ada tiga kunci berbeda yang dipegang oleh saya, anak buah saya, dan petugas dari Dinas Pendidikan," katanya.(Tribun Batam)


[+/-] Selengkapnya...

Jumat, 18 April 2008

Mempelajari Kematian

KAMIS (17/4/2008). Udara Jakarta amat gerah, pegap padahal matahari tidak begitu terik. Bukan juga hujan. Sinar matahari agak temeram bukan karena menjelang senja, atau mendung, melainkan ditutupi kabut. Tidak ada pembakaran hutan, kalau pun Hotel Grand Indonesia terbakar, itu sore harinya, dan rasanya tidak cukup untuk menutupi angkasa Jakarta.

Kabut ini, barangkali, lebih berbahaya dari kabut Sumatera atau Kalimanan yang dihasilkan pembakaran lahan, sebab kabut Jakarta kemungkinan polutan carbon dioksida kelas tinggi yang dimuntahkan dari cerobong pabrik atau kenalpot kendaraan bermotor.


Matahari tepat di atas kepala, sengatan siarnya tidak sedemikian menyengat tubuh. Butuh waktu sekitar satu jam mengendarai sepeda motor dari Palmerah Selatan, putar arah Pejompongan, Pondok Indah, dan RS Fatmawati, sinar matahari rad temeram. Kalaupun perasaan pengat dan gerah, bukan karena sengatan matahari.

Belum ada satu jam sata tiba di kantor, datang kabar dari istri, kalau mertua perempuan saya msuk UGD Fatmawati. "Hah, ada apa? Kenapa," tanyaku. "Tensi mama naik, kayaknya kambuh seperti kejadian dulu," jawa istriku dengan nada yang sangat terasa gemetar, lirih.

Enam tahun lalu, tepatnya 23 Februri, yang bertepatan dengan hari penyembelihan hewan kurban bagi umat Islam, di luar dugaan, yang bersangkutan mengalami tekanan darah sangat tinggi: 230/180. Pemicunya diduga, kelelahan dan kurang tidur karena mengikuti prosesi penyemayaman hingga pemakaam saudara yang meninggal. Ketika itu, saya dan masih pacaran dengan perempuan yang sekarang memberiku dua putri. Saya sedang tugas di Koran Metro Bandung sedangkan calon masih kuliah di Banjarmasin.

Serangan hipertensi saat itu membuat calon mertua, sempat kehilangan kendali. Sekarat. Berbicara tidak bisa, bahkan mengenali suami dan anak-anak pun tak mampu. Sektiar tiga minggu dirawat di ICU RS Fatmawati. Banyak yang berkomentar, kecil kemungkinan, pasien dapat sembuh karena pembuluh darah telanjur pecah.

Tapi Tuhan berkendak baik. Terjadi mukjizat. Setelah berobat dalam penanganan Dokter Bambang, ibu mertua dapat pulih dan sembuh. Pasien boleh kembali ke rumah namun dengan perawatan ekstra hati-hati: tidka boleh mengonsumsi makanan yang menggunakan bumbu penyedap rasa, garam berlebihan, dan makanan berlemak.

***
Enam tahun. Ya, selama itu, mertua tidak pernah mengalami serangan kembali, atau penyakitnya kambuh. Obat-obatan dari dokter pun hanya beberapa bulan pertama. yang dilakukan mertua adalah mengonsumsi mengkudu atau pace, rutin. Semua rata-rata tiga seloki dua kali sehari, pagi dan sore, secara perlahan diturunkan hanya satu seloki, dan kemudian sekali sehari.

Dasar manusia, diberi kesempatan malah diabaikan. Seminggu ke belakang, mertua coba menanggalkan meneguk mengkudu, obat-obatan alami. "Coba dulu ah, kayaknya sudha sembuh," begitu kata mertua laki.

Karuan saja, Kamis itu, mertua pusing-pusing dan harus dilarikan ke rumah sakit. Dan harus dirawat inap, bahkan agak sedikit parah, karena diagnosa awal diketahui telah terjadi komplikasi dengan jantung.

***

Semua bed UGD penuh. Beberapa pasien bahkan sudha menunggu dua hari di sana, belum dapat masuk kamar perawatan dengan alasan kamar-kamar rawat inap penuh dihuni pasien. Ibu mertua pu, hingga Jumat masih di UGB.

Di saat membezoek mertua yang terbaring di UGD Fatmawati, pandangan saya dan pasien beserta keluarganya yang berjaga di UGD tertuju pada satu bed. Di sudut sana, paramedis dan dokter terlihat sangat sibuk. Ada yang menyeret selang oksigen dengan terburu-buru, ada yang menggeser perangkat obat-obatan, pemacu jantung, dan lain-lain.

Sesosok bayi tergolek lemas. Seorang petugas melekatkan alat kejut jantung dadanya, seorang lainnya menjulurkan selan ke dalam tenggorokan untuk menyedot cairan, dan yang lain memasukkan alat bantu pernapasan ke hidungnya.

Sejurus kemudian, seorang wanita dokter membawa alat pencetak (printer) detak jantung. kalau bisa kita melihat grafik naik turun, kali ini saya menyaksikan garis nyaris linier, mendatar. Sang dokter lalu meraba nadi, kemudian mendekatkan telinga ke lubang hidung, dia menggeleng lalu membisikkan sesuatu. Seorang dokter lainnya memanggil ibu si bayi itu, dan langsung menangis histeris. "Anak kuu, bangun nak...." katanya sambil menciumum anaknya.

Si ibu yang bertubuh kecil lalu menghampiri suami yang tampak tegar, tanpa tangis dan tidak pula mendekati jasad anaknya. "Pa, gimana ini. Anak kit ameninggal?"

Ya, saat itu saya baru saja melihat secara langsung satu dari tiga hal didunia yang di luar kehendak manuasia: yakni kematian. Mata kepala ini menyaksikan proses dan saat-saat akhir, seorang anak manusia mengembuskan napasnya. Yang saya tak bia lihat adalah, bagaimana roh bocah itu menghadap Sang Khalik, Tuhan Yang Maha Esa.

Bayi itu meninggal setelah beberapa kali dalam tiga hari terakhir mengalami Kejang Demam atau stip. Tampaknya pihak orangtua terlambat memberi pertolongan, bantaun pernapasan.

Saya menangis. Bukan saja karena menyaksikan kematian, tapi jugaterharu sambil mendekap dada, karena putri pertama kami, sempat mengalami Kejang Demam, sekatu umum 1 hingga dua tahun. Hingga April ini, dia turin mengonsumsi obat Dephaken, setiap puku 08.00 dan 20.00.

Saya pun teringat nasihat spiritual yang menyebut, kematian dan maut bak pencuri, datang tanpa mengetuk pintu. Tiba-tiba ajal tanpa didahului aba-aba Siap Grak, atau tidak ada pemberitahuan. Jadi, belajarlah melihat kematian, maka kita akan tahun, dunia ini jangan dicinati secara berlebihan.

Harta, jabatan, perempuan untuk laki-laki, laki-laki untu premepuan, boleh saja dimiliki dan dikejar dengan susah payah. Tapi jangan berlebihan, dan menistakan prosedur alamiah, apalgi sampai meniadakan atau membinasakan yang lain. Sebab itu semua tak ada guna, bila ajal menghampiri. Daging dan napas pasti diambil (mati), tetapi apakah roh akan kembali dan layak berada di sisi Tuhan, itu yang belum pasti. Banyak faktor pendukung dan penghambat, itulah yang harusnaya kita cermati, belajar atau mempelajari kematian.... (Domuara Ambarita)

[+/-] Selengkapnya...

Rabu, 16 April 2008

Siapakah Orang Batak Itu?

Siapakah Orang Batak Itu?
http://www.suarapembaruan.com/News/2005/01/29/index.html

Ada yang bilang orang Batak bersaudara dengan orang Filipina dan Thailand. Ada pula yang mengatakan bahwa orang Batak berasal dari India. Atau, orang Batak hampir sama dengan orang Toraja.

Banyak versi yang mengira-ngira, siapa dan dari mana orang Batak itu berasal.

Versi sejarah mengatakan, si Raja Batak dan rombongannya datang dari Thailand, terus ke Semenanjung Malaysia, lalu menyeberang ke Sumatera dan menghuni Sianjur Mula Mula, lebih kurang 8 km arah Barat Kota Pangururan, ibu kota Kabupaten Toba Samosir, di pinggiran Danau Toba.

Versi lain mengatakan, orang Batak datang dari India melalui Barus atau dari Alas Gayo, berkelana ke Selatan hingga bermukim di pinggir Danau Toba.

Diperkirakan, si Raja Batak hidup sekitar tahun 1200 (awal abad ke-13). Raja Sisingamangaraja XII salah satu keturunan si Raja Batak yang merupakan generasi ke-19 (wafat 1907), maka anaknya bernama si Raja Buntal adalah generasi ke-20.


Batu bertulis (prasasti) di Portibi bertahun 1208 yang dibaca Prof Nilakantisasri (Guru Besar Purbakala dari Madras, India) menjelaskan bahwa pada tahun 1024 kerajaan Cola dari India menyerang Sriwijaya yang menyebabkan bermukimnya 1.500 orang Tamil di Barus.

Pada tahun 1275, Mojopahit menyerang Sriwijaya, hingga menguasai daerah Pane, Haru, Padang Lawas. Sekitar tahun 1400, kerajaan Nakur berkuasa di sebelah timur Danau Toba, Tanah Karo dan sebagian Aceh.

Dengan memperhatikan tahun dan kejadian di atas, diperkirakan si Raja Batak adalah seorang aktivis kerajaan dari Timur Danau Toba (Simalungun sekarang), dari selatan Danau Toba (Portibi), atau dari barat Danau Toba (Barus), yang mengungsi ke pedalaman akibat terjadi konflik dengan orang-orang Tamil di Barus.

Akibat serangan Mojopahit ke Sriwijaya, si Raja Batak yang ketika itu pejabat Sriwijaya, ditempatkan di Portibi, Padang Lawas, dan sebelah timur Danau Toba (Simalungun)

Sebutan Raja kepada si Raja Batak diberikan oleh keturunannya karena penghormatan, bukan karena rakyat menghamba kepadanya. Demikian halnya keturunan si Raja Batak, seperti Si Raja Lontung, Si Raja Borbor, Si Raja Oloan dan sebagainya, meskipun tidak memiliki wilayah kerajaan dan rakyat yang diperintah.

Selanjutnya menurut buku Leluhur marga-marga Batak, dalam silsilah dan legenda, yang ditulis Drs Richard Sinaga, Tarombo Borbor Marsada anak si Raja Batak ada tiga orang, yaitu Guru Teteabulan, Raja Isombaon, dan Toga Laut. Dari ketiga orang inilah dipercaya terbentuknya marga-marga Batak.

Di antara masyarakat Batak, ada yang mungkin setuju bahwa asal-usul orang Batak dari negeri yang berbeda, tentu masih sangat masuk akal. Siapa yang bisa menyangkal bahwa Si Raja Batak yang pada suatu ketika antara tahun 950-1250 Masehi muncul di Pusuk Buhit, adalah asli leluhur Orang Batak?

Sejak zaman dulu, orang Batak memang perantau ulung. Di Sumatera Utara saja banyak orang Batak yang bermukim di daerah Asahan, Labuhan Batu. Mereka sejak lama telah menghapus marganya kemungkinan karena kebiasaan mereka setelah memeluk agama Islam.

Bahkan, di daerah Langkat ditemukan penduduk bermarga seperti Gerning, Lambosa, Ujung Pinayungan, Berastempu, Sibayang, Kinayam, Merangin angin, dan lain-lain yang konon merupakan kelompok marga Malau (WM Hutagalung, Pustaha Batak, Tulus Jaya, hal 58).

Konon menurut cerita, istri Raja Langkat berasal dari kelompok Marga tersebut. Batak apa pula mereka kita namakan?

Mungkin, banyak literatur tersimpan di Negeri Belanda sana yang belum mengungkap bagaimana sesungguhnya pluralisme di Tanah Batak. Namun, dengan kacamata nasional, kita melihat bahwa Indonesia sangat kaya dengan adat dan budaya daerah, salah satunya adalah adat dan budaya Batak.

Filosofi Dalihan Natolu
Sistem kekerabatan orang Batak menempatkan posisi seseorang secara pasti sejak dilahirkan hingga meninggal, yakni dalam tiga posisi yang disebut Dalihan Natolu (Bahasa Batak Toba). Di Simalungun disebut Tolu Sahundulan.

Dalihan dapat diterjemahkan sebagai tungku dan hundulan (tempat duduk) sebagai "posisi duduk". Keduanya mengandung arti yang sama, yakni tiga posisi penting dalam kekerabatan orang Batak, yaitu pertama, hula-hula atau Tondong, yaitu kelompok orang-orang yang posisinya "di atas", yaitu keluarga marga pihak istri sehingga disebut Somba-somba.

"Somba marhula-hula" berarti harus hormat kepada keluarga pihak istri agar memperoleh keselamatan dan kesejahteraan.

Kedua, Dongan Tubu atau Sanina, yaitu kelompok orang yang posisinya "sejajar", yaitu teman/saudara semarga. Manat mardongan tubu artinya menjaga persaudaraan agar terhindar dari perseteruan.

Ketiga, Boru yaitu kelompok orang yang posisinya "di bawah", yaitu saudara perempuan kita dan pihak marga suaminya, keluarga perempuan pihak ayah. Dalam kehidupan sehari hari kita harus elek marboru, artinya agar selalu saling mengasihi supaya mendapat berkat.

Dalihan Natolu bukanlah kasta karena setiap orang Batak memiliki ketiga posisi tersebut. Ada saatnya menjadi hula-hula/tondong, ada saatnya menempati posisi dongan tubu/sanina dan ada saatnya menjadi boru. Dengan Dalihan Natolu, adat Batak tidak memandang posisi seseorang berdasarkan pangkat, harta, atau status. (*)

[+/-] Selengkapnya...

SILSILAH ATAU TAROMBO BATAK

SILSILAH ATAU TAROMBO BATAK

Catatan:
Sebagain isi tarombo ini saya kutip dari internet, dan sebagian lagi saya padankan dengan buku tarombo Ambarita.

SI RAJA BATAK mempunyai 2 orang putra, yaitu:
1. Guru Tatea Bulan
2. Raja Isombaon

GURU TATEA BULAN
Dari istrinya yang bernama Si Boru Baso Bburning, Guru Tatea Bulan memperoleh 5 orang putra dan 4 orang putri, yaitu :

* Putra (sesuai urutan):
1. Raja Uti (atau sering disebut Si Raja Biak-biak, Raja Sigumeleng-geleng), tanpa keturunan
2. Tuan Sariburaja (keturunannya Pasaribu)
3. Limbong Mulana (keturunannya Limbong).
4. Sagala Raja (keturunannya Sagala)
5. Silau Raja (keturunannnya Malau, Manik, Ambarita dan Gurning)

*Putri:
1. Si Boru Pareme (kawin dengan Tuan Sariburaja, ibotona)
2. Si Boru Anting Sabungan, kawin dengan Tuan Sorimangaraja, putra Raja Isombaon
3. Si Boru Biding Laut, (Diyakini sebagai Nyi Roro Kidul)
4. Si Boru Nan Tinjo (tidak kawin).

Tatea Bulan artinya "Tertayang Bbulan" = "Tertatang Bulan". Raja Isombaon (Raja Isumbaon)

Raja Isombaon artinya raja yang disembah. Isombaon kata dasarnya somba (sembah). Semua keturunan Si Raja Bbatak dapat dibagi atas 2 golongan besar:
1. Golongan Ttatea Bulan = Golongan Bulan = Golongan (Pemberi) Perempuan. Disebut juga golongan Hula-hula = Marga Lontung.

2. Golongan Isombaon = Golongan Matahari = Golongan Laki-laki. Disebut juga Golongan Boru = Marga Sumba.

Kedua golongan tersebut dilambangkan dalam bendera Batak (bendera Si Singamangaraja, para orangtua menyebut Sisimangaraja, artinya maha raja), dengan gambar matahari dan bulan. Jadi, gambar matahari dan bulan dalam bendera tersebut melambangkan seluruh keturunan Si Raja Batak.

PENJABARAN
* RAJA UTI
Raja Uti (atau sering disebut Si Raja Biak-biak, Raja Sigumeleng-geleng). Raja Uti terkenal sakti dan serba bisa. Satu kesempatan berada berbaur dengan laki-laki, pada kesempatan lain membaur dengan peremuan, orang tua atau anak-anak. Beliau memiliki ilmu yang cukup tinggi, namun secara fisik tidak sempurna. Karena itu, dalam memimpin Tanah Batak, secara kemanusiaan Beliau memandatkan atau bersepakat dengan ponakannya/Bere Sisimangaraja, namun dalam kekuatan spiritual etap berpusat pada Raja Uti.

* SARIBURAJA
Sariburaja adalah nama putra kedua dari Guru Tatea Bulan. Dia dan adik kandungnya perempuan yang bernama Si Boru Pareme dilahirkan marporhas (anak kembar berlainan jenis, satu peremuan satunya lagi laki-laki).

Mula-mula Sariburaja kawin dengan Nai Margiring Laut, yang melahirkan putra bernama Raja Iborboron (Borbor). Tetapi kemudian Saribu Raja mengawini adiknya, Si Boru Pareme, sehingga antara mereka terjadi perkawinan incest.

Setelah perbuatan melanggar adat itu diketahui oleh saudara-saudaranya, yaitu Limbong Mulana, Sagala Rraja, dan Silau Raja, maka ketiga saudara tersebut sepakat untuk mengusir Sariburaja. Akibatnya Sariburaja mengembara ke hutan Sabulan meninggalkan Si Boru Pareme yang sedang dalam keadaan hamil. Ketika Si Boru Pareme hendak bersalin, dia dibuang oleh saudara-saudaranya ke hutan belantara, tetapi di hutan tersebut Sariburaja kebetulan bertemu dengan dia.

Sariburaja datang bersama seekor harimau betina yang sebelumnya telah dipeliharanya menjadi "istrinya" di hutan itu. Harimau betina itulah yang kemudian merawat serta memberi makan Si Boru Pareme di dalam hutan. Si Boru Pareme melahirkan seorang putra yang diberi nama Si Raja Lontung.

Dari istrinya sang harimau, Sariburaja memperoleh seorang putra yang diberi nama Si raja babiat. Di kemudian hari Si raja babiat mempunyai banyak keturunan di daerah Mandailing. Mereka bermarga Bayoangin.

Karena selalu dikejar-kejar dan diintip oleh saudara-saudaranya, Sariburaja berkelana ke daeerah Angkola dan seterusnya ke Barus.

SI RAJA LONTUNG
Putra pertama dari Tuan Sariburaja. Mempunyai 7 orang putra dan 2 orang putri, yaitu:
* Putra:
1.. Tuan Situmorang, keturunannya bermarga Situmorang.
2. Sinaga raja, keturunannya bermarga Sinaga.
3. Pandiangan, keturunannya bermarga Pandiangan.
4. Toga nainggolan, keturunannya bermarga Nainggolan.
5. Simatupang, keturunannya bermarga Simatupang.
6. Aritonang, keturunannya bermarga Aritonang.
7. Siregar, keturunannya bermarga Siregar.

* Putri :
1. Si Boru Anakpandan, kawin dengan Toga Sihombing.
2. Si Boru Panggabean, kawin dengan Toga Simamora.
Karena semua putra dan putri dari Si Raja Lontung berjumlah 9 orang, maka mereka sering dijuluki dengan nama Lontung Si Sia Marina, Pasia Boruna Sihombing Simamora.

Si Sia Marina = Sembilan Satu Ibu.
Dari keturunan Situmorang, lahir marga-marga cabang Lumban Pande, Lumban Nahor, Suhutnihuta, Siringoringo, Sitohang, Rumapea, Padang, Solin.

SINAGA
Dari Sinaga lahir marga-marga cabang Simanjorang, Simandalahi, Barutu.

PANDIANGAN
Lahir marga-marga cabang Samosir, Pakpahan, Gultom, Sidari, Sitinjak, Harianja.

NAINGGOLAN
Lahir marga-marga cabang Rumahombar, Parhusip, Lumban Tungkup, Lumban Siantar, Hutabalian, Lumban Raja, Pusuk, Buaton, Nahulae.

SIMATUPANG
Lahir marga-marga cabang Togatorop (Sitogatorop), Sianturi, Siburian.

ARITONANG
Lahir marga-marga cabang Ompu Sunggu, Rajagukguk, Simaremare.

SIREGAR
Llahir marga-marga cabang Silo, Dongaran, Silali, Siagian, Ritonga, Sormin.


* SI RAJA BORBOR
Putra kedua dari Tuan Sariburaja, dilahirkan oleh Nai Margiring Laut. Semua keturunannya disebut Marga Borbor.

Cucu Raja Borbor yang bernama Datu Taladibabana (generasi keenam) mempunyai 6 orang putra, yang menjadi asal-usul marga-marga berikut :

1. Datu Dalu (Sahangmaima).
2. Sipahutar, keturunannya bermarga Sipahutar.
3. Harahap, keturunannya bermarga Harahap.
4. Tanjung, keturunannya bermarga Tanjung.
5. Datu Pulungan, keturunannya bermarga Pulungan.
6. Simargolang, keturunannya bermarga Imargolang.

Keturunan Datu Dalu melahirkan marga-marga berikut :
1. Pasaribu, Batubara, Habeahan, Bondar, Gorat.
2. Tinendang, Tangkar.
3. Matondang.
4. Saruksuk.
5. Tarihoran.
6. Parapat.
7. Rangkuti.

Keturunan Datu Pulungan melahirkan marga-marga Lubis dan Hutasuhut.

Limbong Mulana dan marga-marga keturunannya
Limbong Mulana adalah putra ketiga dari Guru Tatea Bulan. Keturunannya bermarga Limbong yang mempunyai dua orang putra, yaitu Palu Onggang, dan Langgat Limbong. Putra dari Langgat Limbong ada tiga orang. Keturunan dari putranya yang kedua kemudian bermarga Sihole, dan keturunan dari putranya yang ketiga kemudian bermarga Habeahan. Yang lainnya tetap memakai marga induk, yaitu Limbong.

SAGALA RAJA
Putra keempat dari Guru Tatea Bulan. Sampai sekarang keturunannya tetap memakai marga Sagala.

SILAU RAJA
Silau Raja adalah putra kelima dari Guru Tatea Bulan yang mempunyai empat orang putra, yaitu:
1. Malau
2. Manik
3. Ambarita
4. Gurning

Khusus sejarah atau tarombo Ambarita Raja atau Ambarita, memiliki dua putra:
I. Ambarita Lumban Pea
II. Ambarita Lumban Pining

Lumban Pea memiliki dua anak laki-laki
1. Ompu Mangomborlan
2. Ompu Bona Nihuta
Berhubung Ompu Mangomborlan tidak memiliki anak/keturunan laki-laki, maka Ambarita paling sulung hingga kini adalah turunan Ompu Bona Nihuta, yang memiliki anak laki-laki tunggal yakni Op Suhut Ni Huta. Op Suhut Nihuta juga memiliki anak laki-laki tunggal Op Tondolnihuta.

Keturunan Op Tondol Nihuta ada empat laki-laki:
1. Op Martua Boni Raja (atau Op Mamontang Laut)
2. Op Raja Marihot
3. Op Marhajang
4. Op Rajani Umbul

Selanjutnya di bawah ini hanya dapat meneruskan tarombo dari Op Mamontang Laut (karena keterbatasan data. Op Mamontang Laut menyeberang dari Ambarita di Kabupaten Toba Samosir saat ini ke Sihaporas, Kecamatan Pematang Sidamanik, Kabupaten Simalungun. Hingga tahun 2008 ini, keturunan Op Mamontang laut sudah generasi kedelapan).

Op Mamontang Laut semula menikahi Boru Sinaga, dari Parapat. Setelah sekian tahun berumah tangga, mereka tidka dikaruniai keturunan, lalu kemudian menikah lagi pada boru Sitio dari Simanindo, Samosir.

Dari perkawinan kedua, lahir tiga anak laki-laki
1. Op Sohailoan menikahi Boru Sinaga bermukim di Sihaporas Aek Batu
Keturunan Op Sohailoan saat ini antara lain Op Josep (Pak Beluana di Palembang)

2. Op Jaipul menikahi Boru Sinaga bermukin di Sihaporas Bolon
Keturunan antara lain J ambarita Bekasi, dan saya sendiri (www.domu-ambarita.blogspot.com atau domuambarita@yahoo.com)

3. Op Sugara atau Op Ni Ujung Barita menikahi Boru Sirait bermukim di Motung, Kabupaten Toba Samosir.
Keturunan Op Sugara antara lain penyanyi Iran Ambarita dan Godman Ambarita


TUAN SORIMANGARAJA
Tuan Sorimangaraja adalah putra pertama dari Raja Isombaon. Dari ketiga putra Raja Isombaon, dialah satu-satunya yang tinggal di Pusuk Buhit (di Tanah Batak). Istrinya ada 3 orang, yaitu :
1. Si Boru Anting Malela (Nai Rasaon), putri dari Guru Tatea Bulan.
2. Si Boru Biding Laut (nai ambaton), juga putri dari Guru Tatea Bulan.
c. Si Boru Sanggul Baomasan (nai suanon).

Si Boru Anting Malela melahirkan putra yang bernama Tuan Sorba Djulu (Ompu Raja Nabolon), gelar Nai Ambaton.

Si Boru Biding Laut melahirkan putra yang bernama Tuan Sorba Jae (Raja Mangarerak), gelar Nai Rasaon.

Si Boru Sanggul Haomasan melahirkan putra yang bernama Tuan Sorbadibanua, gelar Nai Suanon.
Nai Ambaton (Tuan Sorba Djulu/Ompu Raja Nabolon)

Nama (gelar) putra sulung Tuan Sorimangaraja lahir dari istri pertamanya yang bernama Nai Ambaton. Nama sebenarnya adalah Ompu Raja Nabolon, tetapi sampai sekarang keturunannya bermarga Nai Ambaton menurut nama ibu leluhurnya.

Nai Ambaton mempunyai empat orang putra, yaitu:
1. Simbolon Tua, keturunannya bermarga Simbolon.
2. Tamba Ttua, keturunannya bermarga Tamba.
3. Saragi Tua, keturunannya bermarga Saragi.
4. Munte Tua, keturunannya bermarga Munte (Munte, Nai Munte, atau Dalimunte).
Dari keempat marga pokok tersebut, lahir marga-marga cabang sebagai berikut (menurut buku "Tarombo Marga Ni Suku Batak" karangan W. Hutagalung):

SIMBOLON
Lahir marga-marga Tinambunan, Tumanggor, Maharaja, Turutan, Nahampun, Pinayungan. Juga marga-marga Berampu dan Pasi.

TAMBA
Lahir marga-marga Siallagan, Tomok, Sidabutar, Sijabat, Gusar, Siadari, Sidabolak, Rumahorbo, Napitu.

SARAGI
Lahir marga-marga Simalango, Saing, Simarmata, Nadeak, Sidabungke.

MUNTE
Lahir marga-marga Sitanggang, Manihuruk, Sidauruk, Turnip, Sitio, Sigalingging.

Keterangan lain mengatakan bahwa Nai Ambaton mempunyai dua orang putra, yaitu Simbolon Tua dan Sigalingging. Simbolon Tua mempunyai lima orang putra, yaitu Simbolon, Tamba, Saragi, Munte, dan Nahampun.

Walaupun keturunan Nai Ambaton sudah terdiri dari berpuluih-puluh marga dan sampai sekarang sudah lebih dari 20 sundut (generasi), mereka masih mempertahankan Ruhut Bongbong, yaitu peraturan yang melarang perkawinan antarsesama marga keturunan Nai Ambaton.

Catatan mengenai Ompu Bada, menurut buku "Tarombo Marga Ni Suku Batak" karangan W Hutagalung, Ompu Bada tersebut adalah keturunan Nai Ambaton pada sundut kesepuluh.

Menurut keterangan dari salah seorang keturunan Ompu Bada (mpu bada) bermarga gajah, asal-usul dan silsilah mereka adalah sebagai berikut:
1. Ompu Bada ialah asal-usul dari marga-marga Tendang, Bunurea, Manik, Beringin, Gajah, dan Barasa.
2. Keenam marga tersebut dinamai Sienemkodin (enem = enam, kodin = periuk) dan nama tanah asal keturunan Empu Bada, pun dinamai Sienemkodin.
3. Ompu Bada bukan keturunan Nai Ambaton, juga bukan keturunan si raja batak dari Pusuk Buhit.
4. Lama sebelum Si Raja Batak bermukim di Pusuk Buhit, Ompu Bada telah ada di tanah dairi. Keturunan Ompu bada merupakan ahli-ahli yang terampil (pawang) untuk mengambil serta mengumpulkan kapur barus yang diekspor ke luar negeri selama berabad-abad.
5. Keturunan Ompu Bada menganut sistem kekerabatan Dalihan Natolu seperti yang dianut oleh saudara-saudaranya dari Pusuk Buhit yang datang ke tanah dairi dan tapanuli bagian barat.

NAI RASAON (RAJA MANGARERAK)
Nama (gelar) putra kedua dari Tuan Sorimangaraja, lahir dari istri kedua tuan Sorimangaraja yang bernama Nai Rasaon. Nama sebenarnya ialah Raja Mangarerak, tetapi hingga sekarang semua keturunan Raja Mangarerak lebih sering dinamai orang Nai Rasaon.

Raja Mangarerak mempunyai dua orang putra, yaitu Raja Mardopang dan Raja Mangatur. Ada empat marga pokok dari keturunan Raja Mangarerak:

Raja Mardopang
Menurut nama ketiga putranya, lahir marga-marga Sitorus, Sirait, dan Butar-butar.

Raja Mangatur
Menurut nama putranya, Toga Manurung, lahir marga Manurung. Marga pane adalah marga cabang dari sitorus.

NAI SUANON (tuan sorbadibanua)
Nama (gelar) putra ketiga dari Tuan Sorimangaraja, lahir dari istri ketiga Tuan Sorimangaraja yang bernama Nai Suanon. Nama sebenarnya ialah Tuan Sorbadibanua, dan di kalangan keturunannya lebih sering dinamai Ttuan Sorbadibanua.

Tuan Sorbadibanua, mempunyai dua orang istri dan memperoleh 8 orang putra.
Dari istri pertama (putri Sariburaja):
1. Si Bagot Ni Pohan, keturunannya bermarga Pohan.
2. Si Paet Tua.
3. Si Lahi Sabungan, keturunannya bermarga Silalahi.
4. Si Raja Oloan.
5. Si Raja Huta Lima.

Dari istri kedua (Boru Sibasopaet, putri Mojopahit) :
a. Si Raja Sumba.
b. Si Raja Sobu.
c. Toga Naipospos, keturunannya bermarga Naipospos.

Keluarga Tuan Sorbadibanua bermukim di Lobu Parserahan - Balige. Pada suatu ketika, terjadi peristiwa yang unik dalam keluarga tersebut. Atas ramalan atau anjuran seorang datu, Tuan Sorbadibanua menyuruh kedelapan putranya bermain perang-perangan. Tanpa sengaja, mata Si Raja huta lima terkena oleh lembing Si Raja Sobu. Hal tersebut mengakibatkan emosi kedua istrinya beserta putra-putra mereka masing-masing, yang tak dapat lagi diatasi oleh Tuan Sorbadibanua. Akibatnya, istri keduanya bersama putra-putranya yang tiga orang pindah ke Lobu Gala-gala di kaki Gunung Dolok Tolong sebelah barat.

Keturunana Tuan Sorbadibanua berkembang dengan pesat, yang melahirkan lebih dari 100 marga hingga dewasa ini.
Keturunan Si Bagot ni pohan melahirkan marga dan marga cabang berikut:
1. Tampubolon, Barimbing, Silaen.
2. Siahaan, Simanjuntak, Hutagaol, Nasution.
3. Panjaitan, Siagian, Silitonga, Sianipar, Pardosi.
4. Simangunsong, Marpaung, Napitupulu, Pardede.

Keturunan Si Paet Tua melahirkan marga dan marga cabang berikut:
1. Hutahaean, Hutajulu, Aruan.
2. Sibarani, Sibuea, Sarumpaet.
3. Pangaribuan, Hutapea.

Keturunan si lahi sabungan melahirkan marga dan marga cabang berikut:
1. Sihaloho.
2. Situngkir, Sipangkar, Sipayung.
3. Sirumasondi, Rumasingap, Depari.
4. Sidabutar.
5. Sidabariba, Solia.
6. Sidebang, Boliala.
7. Pintubatu, Sigiro.
8. Tambun (Tambunan), Doloksaribu, Sinurat, Naiborhu, Nadapdap, Pagaraji, Sunge, Baruara, Lumban Pea, Lumban Gaol.

Keturunan Si Raja Oloan melahirkan marga dan marga cabang berikut:
1. Naibaho, Ujung, Bintang, Manik, Angkat, Hutadiri, Sinamo, Capa.
2. Sihotang, Hasugian, Mataniari, Lingga.
3. Bangkara.
4. Sinambela, Dairi.
5. Sihite, Sileang.
6. Simanullang.

Keturunan Si Raja Huta Lima melahirkan marga dan marga cabang berikut:
1. Maha.
2. Sambo.
3. Pardosi, Sembiring Meliala.

Keturunan Si Raja Sumba melahirkan marga dan marga cabang berikut:
1. Simamora, Rambe, Purba, Manalu, Debataraja, Girsang, Tambak, Siboro.
2. Sihombing, Silaban, Lumban Toruan, Nababan, Hutasoit, Sitindaon, Binjori.

Keturunan Si Raja Sobu melahirkan marga dan marga cabang berikut:
1. Sitompul.
2. Hasibuan, Hutabarat, Panggabean, Hutagalung, Hutatoruan, Simorangkir, Hutapea, Lumban Tobing, Mismis.

Keturunan Toga Naipospos melahirkan marga dan marga cabang berikut:
1. Marbun, Lumban Batu, Banjarnahor, Lumban Gaol, Meha, Mungkur, Saraan.
2. Sibagariang, Hutauruk, Simanungkalit, Situmeang.

(Marbun marpadan dohot Sihotang, Banjar Nahor tu Manalu, Lumban Batu tu Purba, jala Lumban Gaol tu Debata Raja. Asing sian i, Toga Marbun dohot si Toga Sipaholon marpadan do tong) ima pomparan ni Naipospos, Marbun dohot Sipaholon. Termasuk do marga meha ima anak ni Ompu Toga sian Lumban Gaol Sianggasana.

***

DONGAN SAPADAN (TEMAN SEIKRAR, TEMAN SEJANJI)
Dalam masyarakat Batak, sering terjadi ikrar antara suatu marga dengan marga lainnya. Ikrar tersebut pada mulanya terjadi antara satu keluarga dengan keluarga lainnya atau antara sekelompok keluarga dengan sekelompok keluarga lainnya yang marganya berbeda. Mereka berikrar akan memegang teguh janji tersebut serta memesankan kepada keturunan masing-masing untuk tetap diingat, dipatuhi, dan dilaksanakan dengan setia. Walaupun berlainan marga, tetapi dalam setiap marga pada umumnya ditetapkan ikatan, agar kedua belah pihak yang berikrar itu saling menganggap sebagai dongan sabutuha (teman semarga).

Konsekuensinya adalah bahwa setiap pihak yang berikrar wajib menganggap putra dan putri dari teman ikrarnya sebagai putra dan putrinya sendiri. Kadang-kadang ikatan kekeluargaan karena ikrar atau padan lebih erat daripada ikatan kekeluargaan karena marga. Karena ada perumpamaan Batak mengatakan sebagai berikut:

"Togu urat ni bulu, toguan urat ni padang;
Togu nidok ni uhum, toguan nidok ni padan"

artinya:

"Teguh akar bambu, lebih teguh akar rumput (berakar tunggang);
Teguh ikatan hukum, lebih teguh ikatan janji"

Masing-masing ikrar tersebut mempunyai riwayat tersendiri. Marga-marga yang mengikat ikrar antara lain adalah:
1. Marbun dengan Sihotang
2. Panjaitan dengan Manullang
3. Tampubolon dengan Sitompul.
4. Sitorus dengan Hutajulu - Hutahaean - Aruan.
5. Nahampun dengan Situmorang.
(Disadur dari buku "Kamus Budaya Batak Toba" karangan M.A. Marbun dan I.M.T. Hutapea, terbitan Balai Pustaka, Jakarta, 1987)

***

[+/-] Selengkapnya...

Gelar "Raja Batak" Diprotes

SEJUMLAH tokoh masyarakat Batak dari berbagai rumpun etnis sub-Batak di Sumut turut mengecam danmempertanyakan gelar `Raja Batak' terhadap Syamsul Arifin SE (Bupati Langkat yang disebut-sebut sebagai salah satu kandidat calon Gubsu periode mendatang), sehingga arus protes dari masyarakat, khususnya warga Batak di daerah ini, terus mengalir dan semakin mencuat.

Tokoh masyarakat Batak Angkola Sipirok (Tapanuli Selatan), Dharma Indra Siregar Gelar Baginda Raja Gorga Pinayungan Sipirok Bagas Godang, tokoh masyarakat Batak di Dairi Drs Sabam Isodourus Sihotang MM, tokoh masyarakat Batak Tapanuli di Jakarta Ir Halomoan L.Tobing, dan tokoh masyarakat Batak Toba di Samosir Maranti L. Tobing, secara terpisah menyatakan penganugerahan gelar `Raja Batak' terhadap seseorang warga Batak harus menempuh sejumlah prosedur resmi yang bernilai sakral yang selama ini masih berlaku di tengah-tengah masyarakat adat.

"Predikat dan gelar `Raja Batak' itu sakral, tak terbeli oleh siapapun dan dengan cara apapun. Tak bisa asal comot atau asal tabal begitu saja melalui suatu acara seremonial, apalagi yang bersifat insidental bermisi politis. Banyak prosedur formal di lingkungan adat yang harus ditempuh. Sedangkan untuk penganugerahan gelar `Raja Adat' saja sulit, apalagi untuk predikat `Raja Batak' yang identik dengan istilah `pemimpin bangsa' atau `kepala suku'," ungkap Dharma Indra Siregar kepada pers di Medan, Kamis (25/5) kemarin.

Dia menegaskan hal itu di sela-sela acara seminar ekonomi yang dibawakan pakar dan `begawan' ekonomi nasional Dr Syahrir di Hotel Polonia Medan. Hal senada juga dicetuskan SI Sihotang dan Halomoan Tobing yang juga hadir di acara seminar itu, bahwa pihak-pihak yang terlibat dalam proses `penabalan' gelar `Raja Batak' kepada Syamsul Arifin SE harus sama-sama berjiwa besar untuk membatalkan gelar tersebut. Selain untuk menghindari timbulnya polemik bahkan konflik psiko-sosial di kalangan masyarakat adat, juga untuk menghindari terjadi atau munculnya opini pelecehan terhadap nilai-nilai budaya tradisional di suatu daerah, khususnya budaya Batak.

Bersama SI Sihotang dan Maranti Tobing, dia kemudian menegaskan, pihak panitia yang menggagasi pemberian gelar tersebut kepada Syamsul Arifin ketika menabalkannya menjadi Raja Batak dalam satu acara yang disebut-sebut berkaitan dengan pencalonannya sebagai kandidat Gubsu periode mendatang, harus bertanggung jawab kepada segenap warga Batak. Selain hal ini sensitif, juga rawan terhadap potensi yang dikuatirkan akan memecah belah persatuan rumpun Batak di daerah ini, bahkan di muka bumi ini.

Paling tidak, ujar Ompu Ja Somalap Sipirok Bagas Godang itu, panitia atau pihak penggagas gelar kepada Syamsul Arifin itu harus terlebih dahulu datang bertanya dan sowan (baca: konsultasi) kepada kaum keturunan Raja Batak, yaitu para keturunan Isumbaon dan Tatea Bulan yang saat ini ditetapkan atau ditokohkan sebagai panutan (kultus centris). Dia mencontohkan, bila seseorang akan ditabalkan menjadi satu tokoh atau `raja adat' atau `raja huta' dari kalangan kaum Tatea Bulan, maka harus `bertanya' dan `permisi' kepada kedua keturunannya yaitu Si Raja Lontung dan Borbor. Itu berarti harus minta restu kepada para marga-marga terkait di barisan Lontung dan juga kepada para marga di barisan Borbor.

Mereka memaparkan, seseorang yang akan dinobatkan menjadi `raja' di suatu `negeri' atau `daerah' Batak yang selama ini dikenal dengan istilah `bius; atau `huta' (Toba/Tapanuli) atau `bagas godang' (Tapsel), sejatinya harus menempuh mekanisme sakral yang secara kasat mata harus meliputi berbagai aspek kelayakan, ketokohan, dsb. Misalnya, apakah seseorang itu dinilai berjasa terhadap suatu rumpun masyarakat dan kampung halamannya, bagaimana kharismanya mulai dari lingkungan keluarga hingga warga kampung dan luar kampung, sampai sejauh mana ketokohan atau popularitasnya sebagai seorang warga adat, bagaimana penguasaannya terhadap nilai-nilai tradisi dan peradatan setempat, apa yang telah diperbuatnya terhadap warga dan kampung halaman, dsb.

"Hal yang mendasar adalah, seseorang tokoh yang mungkin akan dinobatkan jadi `raja' itu harus menguasai landasan dan falsafah hidup `Bangso Batak' sendiri, yaitu Dalihan Na Tolu. Dia harus kenal siapa `sesembahan'nya (Hula-Hula), siapa `sanak saudara' (dongan tubu)-nya, dan siapa para `pelayan' (anak boru)-nya," ujar SI Sihotang serius.

Bahkan, ujar mereka, prosesi acara penganugerahan gelar `Raja Batak' terhadap seseorang itu bahkan terkadang harus memperhatikan aspek `kultus individu' seseorang walaupun bukan berarti memperlakukan secara berlebihan dan menentang ajaran agama. Namun, ujar mereka, mekanisme sakral itu masih harus ditempuh sebagai mana profil negeri Indonesia yang sarat dan kaya dengan instrumen seni-budaya yang harus dilestarikan oleh semua pihak.

"Artinya, harus disadari betul bahwa gelar `Raja Batak' itu tunggal dan abadi, yang hanya disandang oleh Raja Sisingamangaraja. Tak ada person lain dari keturunan siapapun dan kapan pun. Semua orang Batak bisa menjadi `raja' di kalangan rumpun marga atau satuan kampung (huta) nya. Tapi kalau mau jadi `Raja Batak' sebagai `pemimpin bangsa atau suku Batak, itu mustahil. Jadi, hati-hatilah. Ini sensitif," tegas mereka. Perlu ditambahkan, bahwa Syamsul Arifin sudah membantah dirinya dinobatkan sebagai "Raja Batak" sebagaimana disiarkan beberapa koran di Medan. (M9/d)

Sumber SIB online 27 Mei 2007
http://www.hariansib.com/

[+/-] Selengkapnya...

Rabu, 09 April 2008

IMF di Ambang Kebangkrutan

IMF di Ambang Kebangkrutan
* Terpaksa Jual 403 Ton Emas

Jakarta,
Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) sedang dililit masalah kesulitan ekonomi. Lembaga keuangan dunia yang menjadi dokter malapraktik saat terjadi krisis moneter tahun 1997-1998, bahkan terpaksa akan melego sekitar 403 ton cadangan emasnya untuk menurupi biaya operasional.

Penjualan logam mulia mencapai sekitar 12 persen dari keseluruhan simpanan emas IMF. Penjualan ini diharapkan menghasilkan dana segar 6 miliar. Rencana melego emas IMF itu bergantung pada persetujuan Kongres Amerika Serikat. Penjualan tersebut juga harus disetujui beberapa dari ke-185 negara anggota IMF yang berkantor pusat di Washington.

Pengamat pasar modal dan pasar uang, Farial Anwar menamai IMF sebagai dokter malapraktik. Ketika krisis moneter melanda Indonesia tahun 1997-1998, IMF menjadi dokter perekonomian Soeharto. Badan inilah yang memberi resep obat dan tindakan, temasuk menjuali aset-aset negara seprti Indosat kepada pihak asing, dan mengurangi banyak subsidi.

Managing Director IMF, Dominique Strauss-Kahn menyatakan menjual emas itu merupakan pilihan pilihan sulit. "Namun perlu membantu memodernisasi lembaga dan menempatkannya pada pijakan keuangan yang mantap," ujar seprti dilansir AP.

Mantan Alternate Executive Director IMF dari Indonesia Made Sukada mengatakan, IMF sekarang dalam proses melakukan pembenahan intern secara besar-besaran.

"Saya ikut membahas masalah ini. Menjual emas, walau saat itu yang kami bahas bukan menjual emas, tetapi meningkatkan kinerja keuangan. Langkah itu diambil, karena dalam dua tahun terakhir, negara yang mau meminjam dana ke IMF memang merosot," ujar Made yang saat ini Direktur Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia.

Menurut dia, IMF memang dalam kondisi gawat. Jangankan peminjam baru, anggota yang meminjam saja, melunasi utangnya lebih awal seperti Indonesia. "Ini artinya, sumber pendapatan IMF cekak, sementara biaya yang dikeluarkan untuk biaya operasional sangat tinggi. Di mana mencari duit, sementara dana yang dipinjamkan kepada anggota menciut tajam, jadi harus dicari sumber pendanaan, satu di antranya adalah dengan menjual emas yang ada," ujarnya


Cadangan emas IMF ada sekitar 103,4 juta ons emas. Pada 20 Februari lalu, cadangan emas itu bernilai sekitar 95,2 miliar. Harga emas mencapai rekor tertinggi di atas 1.000 dolar per ons bulan Maret, tapi bergejolak setelah itu. (Persda Network/domuara ambarita)

[+/-] Selengkapnya...

Tidak Sebahaya Krismon 1998

News Analysis
Direktur Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia Made Sukada

* * *
Tidak Sebahaya Krismon 1998

BICARA ancaman krisis moneter, antara kondisi tahun 1997-1998 dengan sekarang jauh berbeda. Perbedaan yang paling prinsip ada dua. Pertama, dari sisi nilia tukar. Tahun 1997-1998, nilai tukar rupiah melemah sekian kali lipat, sedangkan sekarang, kondisinya relativly. Kenapa saya bilang relativly, kalau terjadi pelemahan misalnya, nilai tukarnya akan rebound dalam waktu singkat.

Perbedaaan yang kedua, kondisi perbankan sekarang sangat berbeda dibandingkan tahun 1998. Kondisi sekarang jauh lebih baik. Indikatornya, Capital Adequacy Ratio (CAR), dan indikator- indikator lain perbankan menunjukkan hal yang jauh lebih bagus.

Sehingga dua perbedaan yang pokok ini memberi indikasi, kalau dibilang krisis moneter jilid kedua, saya secara pribadi tidak sependapat. Bahwasanya, kita mesti hati-hati dan gejala ini harus dicermati saya setuju.

Sisi lain, IMF menjual 368 ribu ton cadangan emasnya dan merumahkan karyawan, ini barang lain. Dua hal yang berbeda, IMF dan krisis moneter. IMF sekarang dalam proses melakukan pembenahan intern secara besar-besaran.

Ketika saya di IMF, sebagai Alternate Executive Director yang mewakili 12 negara (Brunei, Kamboja, Fiji, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Nepal, Singapura, Thailand, Tonga, Vietnam), saya ikut membahas masalah ini. Menjual emas, walau saat itu yang kami bahas bukan menjual emas, tetapi meningkatkan kinerja keuangan. Langkah itu diambil, karena dalam dua tahun terakhir, negara yang mau meminjam dana ke IMF memang merosot.

Jangan peminjam baru, anggota yang meminjam saja, melunasi utangnya lebih awal seperti Indonesia. Ini artinya, sumber pendapatan IMF cekak, sementara biaya yang dikeluarkan untuk biaya operasional sangat tinggi. Di mana mencari duit, sementara dana yang dipinjamkan kepada anggota menciut tajam, jadi harus dicari sumber pendanaan, satu di antranya adalah dengan menjual emas yang ada.

Jadi kondisi IMF yang sedang cekak dengan krisis monter tidak terkait langsung. Kalau kaitannya tidak secara langsung, ya memang ada. Bahkan kondisinya berbalik, karena anggota yang tadinya meminjam tiba-tiba melunasi utangnya lebih cepat, di satu sisi kan ini indikator bagus kepada negara anggota, sehingga bisa melunasi lebih awal. Kalau tidak punya duit, bagaimana mau melunasi.

Lalu bagaimana signifikansi resesi ekonomi Amerika terhadap perekonomian Indonesia saat ini?
Ini ada dua channel. Yang pertama melalui ekspor-impor. Karena Amerika merupakan salah satu mitra dagang, selama ini trade account Indonesia terhadap Amerika surplus.

Kalau kondisi perekonomian Amerika melemah, artinya masyarakatnya mengimpor dari negara lain, termasuk Indonesia akan lebih sedikit. Konkretnya volume ekspor kita agak berkurang. Ke depannya harus diantisipasi dengan mencari pasaran ke negara-negara tetangga. Kalau itu dapat ditingkatnya, tentu saja penurunan ekspor ke Amerika dapat dikonversi.

Alasan kedua, dari capital account, khusunya aliran modal. Ada dua hal yang sangat berpengaruh, yakni nilai tukar dan tingkat suku bunga. Kalau nilai tukar terkait kasus subprime mortgage atau kredit pemilikan rumah (KPR) yang menghebohkan Amerika, Juli 2007.

Investor karena kebakaran jenggot, lalu reposisi portfolionya dari negara-negara berkembang, dalam jangka pendek ekstra hati-hati dia menanamkan modal, bahkan mengurangi atau mempeketat investasi di negara berkembang. Lebih jauh, pengurangan dana ini terkait dengan exchange trade atau bursa efek.

Komponen kedua, tingkat bunga. Karena AS menurunkan suku bunga, sedangkan subu bunga di Indonesia tetap, sehingga interest differesnial menjadi cukup positif. Dengan demikian, inisiatif mereka menginvestasikan danay di Indonesia tidak berkurang. Jadi sekali lagi, dengan pertimbang- pertimbangan di atas, kondisi moneter saat ini memang perlu kita cermati, tapi tidak sebahaya krisis moneter tahun 1998. (Persda Network/amb)

[+/-] Selengkapnya...

Suku Bunga Pinjaman Langsung Naik

http://www.kompas.com/index.php/read/xml/2008/04/09/0202107/suku.bunga.pinjaman.langsung.naik

Rabu, 9 April 2008 | 02:02 WIB

JAKARTA, RABU - Mengantisipasi memburuknya perekonomian global, bank perkreditan rakyat (BPR) yang tergabung dalam Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) akan segera menaikkan suku bunga pinjaman jangka menengah dan panjang. Adapun bank komersial masih terus memantau serta mengevaluasi kondisi terkini, jika memang situasi memaksa maka kebijakan menurunkan atau menaikkan suku bunga akan ditempuh .

Demikian dikatakan Ketua Umum Perbarindo Said Hartono, dan Senior Vice President Corporate Secretary Bank Mandiri Mansyur S Nasution kepada Persda Network, Selasa (8/4).

"Ini sudah mulai mengkhawatirkan apalagi SUN diambil alih pemerintah. Gejolak mulai ada dan kalau sudah begini, susah dihentikan. Apalagi sejak tahun lalu, kekhawatiran kemungkinan terjadinya krisis itu sudah ada dilontarkan para pengamat ekonomi," kata Said Hartono.


Rabu ini, jajaran pengurus Perbarindo akan menggelar rapat membicarakan kondisi perekonomian global yang bergolak ini. "Terus terang, ada kekhawatiran, apa yang diramalkan pengamat ekonomi, adanya kondisi-kondisi krisis moneter akan terulang kembali. Enam puluh persen saya yakin akan terjadi krisis berulang. Sebelumnya, pertengahan 2007, sudah ada sinyalemen," ujar Said.

Kemarin, lanjut Said, dirinya mengikuti seminar di Bank Indonesia. "Pembicara dari Bank Indonesia dan lain-lain mengatakan tidak perlu dikhawatirkan, tetapi sebagai pengusaha pasti mengambil sikap dan berjaga-jaga untuk menempatkan dana kepada pihak lain untuk jangka panjang," ujarnya.

Langkah yang akan diambil Perbarindo adalah menerapkan strategi dalam penggalangan dana. Jika sebelumnya, suku bunga pinjaman jangka panjang, pinjaman yang semakin lama bunganya kian murah.
Sedangkan ke depan, suku bunga pinjaman berjangka panjang akan makin besar.

"Selama ini, bunga pinjaman jangka pendek 1, 3 bulan, sama dengan pinjaman jangka panjang, enam bulan sampai satu tahun, yakni 9-10 persen. Ke depannya, semakin panjang jangka pinjaman bunganya semakin besar. Jika pinjaman 1-3 bisa seperti bunga berjalan, tetapi pinjaman 6-12 bulan akan kami naiknya, bisa antara 10,5 - 11 persen," kata Said.

Sebagai sebagai pengusaha di sektor pebankan skala kecil, Said mengaku sudah mengambil sikap, yakni berusaha menggalang dana lebih kuat dari masyarakat dalam jumlah kecil-kecil tapi dari banyak pemilik.

"Kami juga akan mengurangi simpanan atau deposito besar, misalnya mulai Rp 500 juta ke atas. Dan saat bersamaan, pinjaman dikurangi. Simpanan besar sangat riskan dalam perbankan BPR. Jika sewaktu-waktu pemilik dana menarik simpanannya, bisa-bisa terjadi goncangan keuangan, dan lebih buruk berimbas pada nasabah umumnya dan sangat mungkin menimbulkan terjadinya rush," ujarnya.

Kiat aman buat perbankan kelas menengah kecil seperti BPR, kata dia, lebih baik mencari nasabah lebih banyak dengan nilai simpanan kecil-kecil.

Bank komersial besar seperti Bank Mandiri pun akan terus-menerus mengikuti perkembangan makro ekonomi, dan kondisi-kondisi finansial di pasaran. "Kami selalu mengevaluasi masalah isu makro ekonomi, secara
periodik. Kemudian secara mikro, kami pun selalu mengevaluasi struktur neraca perusahaan. Bagaimana proyeksi ke depan akan diputuskan dari hasil evaluasi itu, apakah akan menurunkan atau menaikkan suku bunga tidak bisa dipastikan sekarang," ujar Senior Vice President Corporate Secretary Bank Mandiri, Mansyur S Nasution.

Bank Mandiri, kata Mansyur Nasution, selalu waspada dan selalu menyikapi kondisi-kondisi global. "Turun atau naik, tergantung pada kondisi harga kita. Makro kami perhatikan, tetapi mikro juga dipertimbangkan," tandas Mansyur. (Persda Network/domuara ambarita)

[+/-] Selengkapnya...

Pebisnis Harus Tetap Pantau Fluktuasi Kurs

http://www.kompas.com/index.php/read/xml/2008/04/09/00524418/pebisnis.harus.tetap.pantau.fluktua si.kurs

Rabu, 9 April 2008 | 00:52 WIB

JAKARTA, RABU - Krisis moneter global tidak saja mengganggu perekonomian negara. Langsung maupun tidak langsung, perusahaan-perusahaan atau korporat pun akan terimbas. Untuk menghindari kemungkinan terburuk, korporat diimbau agar lebih prudent, hati-hati. Misalnya melindungi transaksi (ekspor impor) dengan asuransi, lebih hati-hati mengambil risiko, dan terus jeli mencermati fluktuasi kurs.

"Krisis saat ini bermula dari sub-prime mortgage Juli 2007 yang dipicu. kredit properti atau KPR yang direkayasa di Amerika. Terus dampak terasa sampai pada produk derivatif pasar modal," ujar pengamat pasar modal, Farial Anwar, di Jakarta, Selasa (8/4).

Pengamat pasar uang dari Kuo Capital, Edwin Sinaga menuturkan sejak kasus subprime mortgage pada sektor properti yang mengguncang pasar modal Amerika Serikat, investor asing sempat menarik dananya dari pasar modal Indonesia. Akibatnya, perbandingan modal asing dan domestik di pasar modal sempat berimbang, 50:50. Namun belakangan, modal asing kembali mendominasi pasar modal, hingga 60:40, atau bahkan lebih.

Dana pemodal asing sangat dinamis. Dana asing sangat mudah keluar masuk ke pasar modal, misalnya dengan memborong obligasi negara atau ke bursa saham. Hingga saat ini, belum ada dana asing yang langsung masuk pada direct investment, atau sektor riil berjangka panjang.


"Saya sih tidak menganggap ini bahaya, tapi jangan sampai nanti, menimbulkan ketidakstabilan karena mereka dapat angkat kaki dengan cepat. Ini yang harusnya diimbangi pemrintah, agar dana mereka bertahan cukup lama, kalau perlu dirumuskan dari modal jangka pendek menjadi jangka panjang. Misalnya, membenahi sektor riil sehingga ada foreign investment yang masuk. Pasar modal dapat mendukung ini dengan
memperbanyak perusahaan masuk bursa (IPO)," usul Edwin.

Apa yang akan dilakukan pemerintah dan pebisnis mengantisipasi kemungkinan terburuk? "Pemerintah kita sebenarnya tidak ada yang dapat melakukan banyak hal. Tetapi perusahaan, harus memperhatikan nilai fluktuasi, dan mengelola risikonya. Jangan biarkan risiko atau kewajiban tanpa perlindungan yang baik," ujar Farial, yang juga Managing Director Currency Management Group.

Edwin pun mengatakan hal senada, pelaku bisnis harus ekstra hati-hati. "Korproat harus meningkatkan asas prudent, hati-hati. Kita harus prepare terhadap segala kemungkinan, kondisi terjelek yang mungkin terjadi andai ekonomi global terus memburuk," ujarnya.

Pemerintah, sebaiknya hati-hati membuat kebijakan sehingga berpihak pada sektor riil, sebaliknya swasta dapat menempatkan diri sebagai mitra aktif dan berkoordinasi pemerintah memberi masukan- masukan sehingga kebijakan yang ditetapkan pemerintah tidak kontraprestasi. Jangan mengambil kepentingan sendiri. (Persda Network/domuara ambarita)

[+/-] Selengkapnya...

Krismon Jilid Dua Mengancam?

Krismon Jilid Dua Mengancam?

http://www.kompas.com/index.php/read/xml/2008/04/09/08092891/krismon.jilid.dua.mengancam

Rabu, 9 April 2008 | 08:09 WIB

JAKARTA,RABU - Gonjang-ganjing ekonomi Amerika Serikat dimulai dari skandal kredit pemilikan rumah (subprime mortgage) Juli 2007, semakin meluas dan tak terkendali. Resesi mengancam dunia. Perekonomian dunia, termasuk Indonesia pun terancam kembali terpuruk untuk kedua kali.

Kalangan perbankan dan pengamat ekonomi mengaku sangat khawatir bila krismon jilid kedua melanda Indonesia. Ketua Umum Perbarindo Said Hartono, pengamat pasar modal Edwin Sinaga, dan praktisi pasar uang Farial Anwar mengaku sangat cemas, karena tanda-tanda akan terjadinya krisis moneter semakin jelas.

Ketua Umum Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) Said Hartono mengaku sangat khawatir terhadap kemungkinan krisis moneter ini. Baru-baru ini, dia mengikuti seminar di Bank Indonesia. Banyak memang anjuran agar perbankan tetap optimistis, namun sebagai pengusaha harus melihat bagaimana kondisi yang ada.

"Ini sudah mulai mengkhawatirkan apalagi SUN diambil alih pemerintah. Gejolak mulai ada dan kalau sudah begini, susah dihentikan. Apalagi sejak tahun lalu, kekhawatiran kemungkinan terjadinya krisis itu sudah ada dilontarkan para pengamat ekonomi," kata Said Hartono kepada Persda Nework, Selasa (8/4).

Managing Director Dominique Strauss-Kahn International Monetary Fund berharap pemerintah di seluruh dunia ikut campur meredam meluasnya krisis moneter saat ini. "Saya sungguh berharap adanya intervensi publik yang semakin kuat," pinta Dominique Strauss-Kahn seperti dikutip Times, Selasa (8/4) WIB.

Pernyataan ini disampaikan hanya sehari sebelum pejabat dari Departemen Keuangan, Gubernur Bank Sentral bertemu dengan IMF dan Bank Dunia di Washington, Amerika Serikat untuk membicarakan strategi mengatasi gejolak pasar uang.

Strauss-Kahn berharap campur tangan pemerintah untuk meredam spekulan pada pasar modal seprti obligasi, surat utang negara, psar properti dan sektor perbankan. "Intervensi pemerintah ini merupakan garda ketiga untuk mengamankan dan mendukung kebijakan moneter dan fiskal," katanya..

"Bagaimanapun juga usaha ini harus ditempuh untuk merestruktusisasi pinjaman. Berkenaan dengan industri perbankan, jika permodalan perusahaan swasta tidak diperkuat dengan cepat, maka mereka akan terus mengutang dari bank dan dalam jangka panjang ini merepotkan pemerintah," tandas Strauss-Kahn.

Di Indonesia, saat krisis moneter menerpa tahun 1998, saat semua sektor mengalami multikrisis, sektor perbankan tidak dapat berbuat apa-apa. Bahkan, banyak bank kolaps dan akhirnya dibekukan pemerintah, di mana kewajiban bank menjadi beban pemerintah.

Pejabat Departemen keuangan dan bank sentral sejumlah negara telah bertemu dan sepakat untuk merdam gejolak resesi ekonomi Amerika, sehingga tidak merembet lebih buruk. Mereka sepakat untuk mencegahnya, dari hal-hal kecil hingga kemungkinan pada kondisi yang sangat rumit dan tak terpecahkan. "Krisis kredit ini bukan hanya masalah Amerika. Ini sudah menjadi krisis global," kata Strauss-Kahn sembari menyebut sebagi teori decoupling yang menyesatkan. Dampaknya, diperkirakan akan menerpa semua negara termasuk negara berkembang pesat seperti Negeri China dan India. Karena itu, IMF minggu ini telah meninjau kembali perkiraan pertumbuhan ekonomi, yang kemungkinan menurun dari prediksi sebelumnya.

Pekan lalu dalam pembicaraan di Paris Strauss mengatakan, "Krisis moneter ini berawal dari Amerika Serikat, dan dampaknya masih sangat mungkin meluas, dan mendunia. Ini sangat berisiko dan bahayanya sangat besar. Perekonomian bisa sangat buruk, karenya itu membutuhkan jawaban secara global."

Beberapa waktu lalu, pemerintah AS sendiri coba meredam ambruknya pasar modal setempat, yakni dengan menyelamatkan perusahaan investasi besar, Bear Stearns dari kebangkuran. bank sentral The Fed mendukung JPMorgan Chase & Co membeli Bear Stearns.

Teroris Finansial

Pengamat Mata Uang Farial Anwar dan pengamat pasar modal Edwin Sinaga dihubungi terpisah mengatakan, ada kekhawatiran terjadi gejolak ekonomi di Indonesia. Farial melihat, dampak kasus skandal KPR di Amerika tahun 2007, sampai sekarang masih terasa. "Dampak krisis global ini masih panjang. Karena kerugiannya bukan hanya Indonesia, bahkan sekuritas dan perbankan di hampir seluruh dunia. Dampak, efek dominonya sangat besar, dan belum berhenti sampai beberapa waktu ke depan," ujarnya.

Farial yang juga Managing Director Currency Management Group mengatakan, kekisruhan perekonomian dunia ini sebagai akibat spekulan, jahatnya tidak kalah dibandingkan teroris yang mengacau dengan bom mematikan. "Ini ulah teroris di pasar finansial. Anda jangan melihat teroris seperti di Bali saja. Sebab saat ini, terorisme di pasar finansial pun ada. Mereka mengacaukan ekonomi dunia, dan perekonomian dunia termasuk membuat kenaikan harga minyak. Kenaikan harga minya bukan karena permintaan riil, tetapi ulah spekulator," ujar Farial.

Krisis ekonomi dunia yang dimulai dari Amerika kemudian melibat pasar modal Eropa menurut kaca mata Farial menunjukkan, ternyata orang barat dan Amerika tidak sepintar yang diagung-agungkan selama ini. Ketika krisis moneter menerpa Asia tahun 1997-1998, mereka seakan membodoh-bodohkan orang Asia. Di antaranya mencemooh kebijakan PM Malaysia Mahatir Muhammad yang menerapkan fixed rate saat itu, berbeda dengan Soeharto yang mengikuti anjurna IMF, yakni rezim devisa bebas.

"Ternyata sekarang terbukti, Amerika pun goblok mengelola dalam ekonominya. Jadi kita jangan terkagum-kagum pada IMF, karena mereka pun banyak tolol. Karena ulah IMF lah, Indonesia terpuruk seperti sekarang ini. Setelah kita melunasi utang ke IMF, tahun lalu, jangan pernah biarkan mereka bisa keluar masuk dengan bebas ke Indonesia," kata Farial menyarankan.


Edwin Sinaga pengamat pasar modal dari Kuo Capital pun mengatakan, dampak ganda krisis moneter Amerika sangat besar, yang terasa sampai ke Cina dan India. "Negara perdagangan Amerika sangat besar dan dominan. Dampaknya ke dunia sangat besar. Terbukti perbankan dunia, banyak bank-bank besar merugi, pasar modal melemah, investasi merugi, pasti investor terpaksa
mengambil keuntungan dengan menjual investasi di pasar yang lain untuk menutupi kerugian."

Dia menganalogkan krisis seperti tubuh manusia. Pada sistem tubuh, kalau salah satu tubuh sakit, yang lain juga sakit. "Mungkin ini yang dicermati IMF," kata Edwin. Parahnya lagi, kata Edwin, kondisi saat ini tidak mencerminkan, fundemental yang benar. Ambil contoh, kenaikan minyak tidak diukung data oleh karena supply yang berkurang atau demand yang bertambah. Supply dan demand minyak dunia relataif stabil, demikian juga harga emas.

"Yang dikhawatirkan adalah, kekacauan ini dibuat oleh segelintir orang yang bermaksud spekulasi. Kalau ini yang terjadi, ketidakseimbangan itu cukup besar. Ini yang ditakutkan. Maka perlu kebijakan tiap negara untuk membatasi gerak-garik dari spekulator yang ada di negaranya masing-masing. Saya kira, itu yang menjadi concern bersama dan IMF," kata Edwin. (Persda Network/domuara ambarita )

[+/-] Selengkapnya...