Selasa, 22 Juli 2008

Menemukan Titik Realitas Konkret

LAHIR di Martapura, Kalimantan Selatan. Sejak kecil ia tinggal di Banjarbaru. Menyelesaikan kuliah di Universitas Lambung Mangkurat, FISIP, jurusan Administrasi Niaga. Ia pernah aktif di organisasi Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia(PMKRI) Santo Agustinus Banjarmasin.

Baginya, Kalimantan bukanlah daerah yang asing. Kini, Yohanes Effendi Santoso, lebih akrabnya dipanggil Toto, dipercaya menjadi Branch Manager PT Putra Bintang Timur Lestari --perusahaan furnitur nasional yang cukup ternama di negeri ini-- untuk perwakilan Kota Balikpapan, Penajam, Grogot. "Sejak Januari saya sudah dipindah ke Balikpapan untuk memasarkan produk merk Silent dan Frontline," katanya kepada Tribun Kaltim.

Menurut dia, pasar di Balikpapan peluangnya cukup terbuka. Apalagi segmentasi yang dibidiknya kelas menengah atas. "Hampir semua produk untuk rumah tangga dan perkantoran kami sediakan. Harganya cukup kompetitif karena produk yang kami jual cukup berkualitas," tambahnya.

Sebelum di Balikpapan, Toto bekerja di perusahaan yang sama dan ditempatkan di Cabang Malang (Arema) dan Cabang Surabaya. "Sebelumnya saya juga pernah bekerja sebagai sales di peruasahaan Olympic PT Cahaya Sakti Multi Intraco (Casmi)" kenangnya.

Menjadi seorang sales bukan pekerjaan yang mudah. Pertama, ia harus menguasai produk, termasuk kualitasnya. Kedua, ia juga harus memahami kualitas produk dari kompetitor. "Paling penting lagi, seorang sales harus konsisten dan tidak boleh patah semangat dalam meyakinkan customers. Selain itu ia harus jujur, karena terkait dengan kepercayaan. Sekali orang tidak percaya dengan kita, maka habislah karir sang sales," jelas Toto sedikit memberikan resep kepada sales-sales lainnya.

Selama ini banyak sales yang gagal, karena mengabaikan hal tersebut. Kedua, semangat yang dibangun juga setengah-setengah. "Jangan salah lho... banyak mantan-mantan sales yang berhasil menjadi orang besar. Kuncinya memang terletak pada spirit mereka dan pengetahuan serta kemampuan menginfluence konsumen dengan mengedepankan kejujuran.
Sekali kita bohong, maka konsumen akan kecewa. Kalau itu yang terjadi, tidak hanya kkita sendiri yang rugi. Perusahaan juga rugi. Akibatnya manajemen tidak berkembang dengan baik," papar pria yang kini berputra dua orang.

Sumber:
http://www.kompas.com/read/xml/2008/07/22/1208599/menemukan.titik.realitas.konkrit


Ada satu hal lagi yang ia ingatkan kepada semua orang. Kunci keberhasilan manusia terletak pada kemauannya untuk meraih cita-cita. "Kadang kita hanya berwacana saja. Kita tidak pernah memasuki wilayah realitas konkrit. Masak hanya bermain pada tataran realitas subjektif dan objektif saja yang pada akhirnya hanya melahirkan wacana dan wacana. Nah kalau mau sukses, segera pilih titik tujuan yang hendak dicapai," tuturnya memberikan resep. (Tribun Kaltim/achmad subechi)

Tidak ada komentar: