Senin, 09 Juni 2008

Minyak Tanah Bersubsidi Dihapus 2010

http://www.kompas.com/index.php/read/xml/2008/06/09/13220613/minyak.tanah.bersubsidi.dihapus.2010

JAKARTA, SENIN- Penerapan subsidi harga bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia selama ini betul-betul keliru. Orang kaya yang memiliki mobil mewah pun menikmati subsidi harga yang ditanggung pemerintah, sedangkan orang miskin tidak kebagian.

Di tengah kondisi keuangan negara yang tipis, maka subsidi tidak dapat diteruskan dan subsidi harus dikurangi bertahap, dan tahun 2010 akan dihapuskan total ketika konversi ke elpiji dianggap tuntas.

"Subsidi minyak selama ini tidak adil. Subsidi pada harga membuat orang kaya menikmati subsidi, seharusnya orang miskin. Sebanyak 40 persen masyarakat teratas menikmati 70 persen subsidi harga, sedangkan masyarakat bawah justru menerima sedikit subsidi," ujar Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) Purnomo Yusgiantoro.

Purnomo menrangkan, dana subsidi BBM mencapai Rp 120
triliun per tahun, dan subsidi listrik 70 triliun per tahun. "Kalau subsidi harga dialihkan menjadi subsidi langsung kepada rakyat, maka dana untuk subsidi dapat digunakan langsung untuk dana pendidikan, BLT, kesehatan dan lain-lain. Memang ini tidak gampang, karena kental politik. Kalau unsur politik maka tentu mempertimbangkan aspek sosial," kata dia.

Dalam jangka pendek, upaya penurunan subsidi dilakukan
dengan penyesuaian harga BBM, yakni menaikkan harga
rata-rata 28,7 persen pada 24 Mei silam. Kemudian program konversi minyak tanah menjadi liquid petroleum gas (elpiji).

Di sektor pembangkit listrik, PLN akan terlah mengurangi penggunaan mesin berbahan bakar solar, diganti minyak bakar atau marine fuel oil (MFO) yang harganya jauh lebih murha dibandingkan solar. Sebagai perbandingan, kalau harga solar nonsubsidi Juni 2008 sebesar Rp 11.520/liter, maka harga minyak bakan baru Rp 6.701/liter. Di sisi konsumen, PLN menerapkan tarif non-subsidi bagi pelanggan katagori di atas 6.600 Volt Amphere.

"Adapun upaya jangka panjang, penyesuaian harga BBM
secara bertahan sampao pada harga keenonomiannya. Direncanakan, tahun 2010 minyak tanah bersubsidi tidak
beredar lagi, dan konversi elpiji sudah tuntas," kata Purnomo.

Dia mengungkapkan, realisasi konversi minyak tanah ke
elpiji pada tahun 2007 mencapai 163.182 kiloliter dengan 33.426 matric ton gas pada 3,83 juta keluarga dan 141 ribu usaha kecil. Sampai Mei 2008 realisasi konversi adalah 420.420 kiloliter minyak tanah dengan 93.299 matric ton gas.

Pasokan minyak tanah pun terus dikurangi. Tahun 2007 masih 9,85 juta kiloliter, tahun ini menjadi 7,83 juta kiloliter, dan tahun 2009, volume minyak tanah yang masih ada di seluruh Indonesia tinggal 3,08 juta kiloliter.

"Tahun 2010 diharapkan minyak tanah yang terkonversi diperkirakan mencapai 9,75 juta liter, dan volume minyak tanah yang disalurkan tidak ada lagi dengan asumsi pembagian paket perdana konversi minyak tanah ke elpiji selesai tahun 2009," tandas Purnomo. (Persda Network/domu damians ambarita)

Tidak ada komentar: