Selasa, 16 September 2008

Pergerakan BI Rate dalam 3 Tahun Terakhir

SUKU bunga acuan Bank Indonesia atau dikenal dengan BI rate pertama kali diterapkan dalam sistem keuangan Indonesia pada 5 Juli 2005. Penerapan ini sejalan dengan penggunaan suku bunga sebagai sinyal kebijakan moneter. Saat pertama kali diterapkan, Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI memutuskan BI Rate ditetapkan sebesar 8,5 persen.

RDG tersebut merupakan rapat pertama yang dilakukan sejak BI mengimplementasikan Inflation Targeting Framework, yang secara eksplisit mengumumkan suku bunga kebijakan, BI Rate, kepada publik. Dewan Gubernur memandang penetapan suku bunga tersebut dapat mengendalikan tingkat inflasi ke arah sasaran inflasi jangka menengah sekaligus kondusif untuk memelihara momentum pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dewasa ini.

Suku bunga tersebut berlaku selama triwulan III-2005, namun tanpa menutup kemungkinan dilakukannya penyesuaian pada bulan-bulan selanjutnya sejalan dengan perkembangan perekonomian dan kondisi moneter secara keseluruhan.

Dalam mengontrol likuiditas rupiah dan inflasi, BI sebelumnya menggunakan instrumen lelang yang disebut dengan suku bunga bank indonesia (SBI). Peserta tender adalah bank-bank dan atau lembaga keuangan lainnya. Namanya lelang besaran kenaikan atau penurunan SBI tidak dapat dipastikan, demikian juga besarannya sulit ditebak.

Seakan mengadopsi penerapan suku bunga yang digunakan bank sentral Amerika Serikan, The Federal Reserve atau The Fed, BI pun mulai meninggalkan sistem lelang sebagai satu-satunya penentu kebijakan naik atau turunnya suku bunga acuan. Dengan itu, BI mengadopsi BI rate yang diputuskan melalui rapat, bukan lagi tergantung pihak-pihak lain yang 'bertarung' dalam leleng.

Menurut data Bank Indonesia, RDG memandang perkembangan ekonomi Indonesia triwulan II-2005 tetap tumbuh tinggi diikuti oleh pola ekspansi ekonomi dengan peran investasi yang semakin besar. Hal ini cukup menggembirakan, meskipun ekonomi global tumbuh melambat dan diliputi ketidakpastian yang tinggi.

Sejak itu, BI rate menjadi instrumen suku bunga acuan, kendatipun SBI masih dilelang untuk bulanan, tribulanan dan sebagianya. Keuntungan penerapan BI rate, para pelaku pasar tidak perlu berspekulasi liar terhadap besaran perubahan BI rate. Mereka tinggal menebak angka sektiar 25 basis poin atau kelipatannya. Turun atau naik, tergantung tren inflasi dan kondisi pasar modal.

Sejak ditetapkan sebesar 8,50 persen pertama kali, BI rate terus naik turun. Fluktuasi ini dipengaruhi likuiditas rupiah, gejolak valas, pasar modal, dan inflasi. Kendati terjadi gejolak, pasar lebih mudah menebak kenaikan atau penurunan BI rate. Lazimnya, jika inflasi melonjak besar dan terjadi gejolak pasar uang yang melemahkan rupiah, maka BI rate pun akan naik menyesuaikan inflasi.

Dalam enam bulan pertama tahun 2005, BI rate naik terus. Juli hingga September naik masing- masing 25 basis poin atau 25 persen. Lalu Oktober tejadi lonjakan 100 poin atau 1 persen, kemudian melonpat lagi 125 basis poin November, dan melonjak lagi 50 basis poin menjadi 12,72 di pengujung tahun. Angka 12,75 bertahan selama lima bulan hingga pertengahan 2006. Itulah tingkat BI rate tertinggi sepanjang diterapkan di Indonesia dalma tiga tahun terakhir.

Sejak itu, BI rate cenderung turun terus. Titik terendah adalah 8 Desember 2007 hingga 3 April 2008, ketika BI rate berada di level 8,00. Saat ini, BI rat ekembali cenderung naik dengan posisi terakhir 9,25 persen sejak 4 Sept 2008.

Sekarang, sektor riil dan debitor akan direporkan beban suku bunga, bila pemerintah menyetujui usul Lembaga Moneter Internasional (IMF) yang mematok BI rate saat ini minimal 10,25 persen. (persda network/domu damians ambarita)

BI Rate dari Masa ke Masa

Tanggal BI Rate
4 Sept 2008 9.25%
5 Aug 2008 9.00%
3 July 2008 8.75%

5 June 2008 8.50%
6 May 2008 8.25%
3 April 2008 8.00%
6 March 2008 8.00%
6 Feb 2008 8.00%
8 Jan 2008 8.00%
6 Dec 2007 8.00%
6 Nov 2007 8.25%
8 Oct 2007 8.25%
6 Sept 2007 8.25%
7 Aug 2007 8.25%
5 July 2007 8.25%
7 June 2007 8.50%
8 May 2007 8.75%
5 April 2007 9.00%
6 March 2007 9.00%
6 Feb 2007 9.25%
4 Jan 2007 9.50%
7 Dec 2006 9.75%
7 Nov 2006 10.25%
5 Oct 2006 10.75%
5 Sept 2006 11.25%
8 Aug 2006 11.75%
6 July 2006 12.25%
6 June 2006 12.50%
9 May 2006 12.50%
5 April 2006 12.75%
7 March 2006 12.75%
7 Feb 2006 12.75%
9 Jan 2006 12.75%
6 Dec 2005 12.75%
1 Nov 2005 12.25%
4 Oct 2005 11.00%
6 Sept 2005 10.00%
9 Aug 2005 8.75%
5 July 2005 8.50%

Sumber: Bank Indonesia


Tidak ada komentar: