Rabu, 20 Agustus 2008

Bayonet Paspampres Jatuh di Depan SBY
* Patah Dua Kena Aspal
* Pedang Komandan Upacara Jatuh

JAKARTA- Ada tiga kejadian ganjil saat upacara kenegaraan memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan ke-63 RI yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, di Istana Merdeka Jartaka Minggu (17/8). Kesalahan itu dilakukan para anggota TNI peserta upacara. Dua pucuk bayonet atau pisau sangkur di ujung senjata laras panjang jatuh, dan pedam komando Komandan Upaca Kolonel Marinir Bambang Suswanto pun sempat terpelanting ke tanah. Dua kejadian ketika memperingati detik-detik proklamasi pagi, sedangkan satu algi saat penurunan bendera sore.

Satu di antaranya bayonet itu terjatuh dari senjata milik personel Pasukan Pengaman Presiden (Paspampres) persis di hadapan presiden, berjarak kurang lebih 5 meter dari podium Presiden Susilo Bambang Yudhoyono beridiri.

Saat itu, Fince Yunita Maran, siswi SMA Negeri 1 Monokwari, Papua Barat selaku pembawa baki, baru saja menyerahkan duplikat bendera merah putih kepada presiden. Paspampres yang tergabung dalam Paskibraka akan berlalu dari hadapan presiden dan tetamu. Namun saat sedang memasang sangkur, bayonet itu terjatuh ke lantai yang terbuat dari aspal, dan mata pisau patah dua.

Kendati bayonet terjatuh, paskibraka tetap berlalu, dan tinggallah bayonet di lapangan. Menyaksikan pemandangan ganjil ini, seorang personel Paspamres lainnya yang berjaga di sisi sebelah kiri podium, mengenakan jas hitam, berlari ke tengah lapangan khusus memungut bayonet.

Kontan saja pemandangan ini menyita perhatian Presiden Yudhoyono, Wakil Presiden Jusuf Kalla, Ketua MPR Hidayat Nurwahid, para menteri Kabinet Indonesia Bersatu, pejabat negara dan tetamu lainnya. Tampak juga Panglima TNI Jenderla Djoko Santoso, Kapolri Jenderal Sutanto, dan Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Agustadi SP, Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Subandrio, dan Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana TNI Tedjo Edhy.

Seusai upacara penurunan bendera, seorang paspamres yang mengenakan seragam merah putih berlari-lari kecil ke lokasi mencari-cari sangkurnya. "Sangkur ku yang terjatuh tadi masih di sana, ya?" ujarnya bertanya kepada angota Paspampres lainnya yang juga tergabung dalam Paskibraka.

Adapun kejadian pertama, ketika pengibaran bendera memperingati detik-detik proklamasi. Saat, komandan upacara memberi aba-aba hormat senjata. Entah karena kurang terampil memasang sangkur atau karena seorang taruna gugup, tiba-tiba sepucuk bayonet terjatuh dari ujung bedil peserta upacara dari defile Taruna Akademi Angkatan Laut. Sebilah senjata tajam ini terjatuh di atas lapangan yang ditumbuhi rumput.


Bukan hanya pasukan bawahan yang melakukan kesalahan. Komandan upacara Kolonel Marinir Bambang Suswantono pun. Ketika melaporkan kesiapan pasukan penurunan sang saka merah putih, Bambang memberi aba-aba "hormat senjata grak". Ketika memutar melakukan gerakan di bahu, pedang itu terjatuh ke tanah.

Kolonel Bambang tampak sempat kaget, dengan tangan bergerak seperti berusaha meraih senjatanya. Namun pedang tetap jatuh, dan barulah sekelebat kemudaian dia pungut dari tanah, setersunya memberi laporan kepada presiden. Melihat kejadian itu, wajah Presiden Yudhoyono, dan Wapres Jusuf Kalla tampak berubah, memerah berbeda dari sewaktu menuju podium yang tampak sumringah.

Selain para pejabat negara, tamu dari negara sahabat, ribuan undangan beserta masyarakat Jakarta dan sekitarnya menyaksikan upacara penurunan sang Saka Merah Putih di Istana Merdeka, Jumat (17/8) petang.

Anggota Paskibraka yang bertugas menurunkan bendera pusaka tersebut adalah Atna Meryanza, siswa SMAN 1 Bireun, Yudha Teguh Prastya siswa SMA 1 Yogyakarta, dan Fince Yunita Maran siswa SMAN 1 Monokwari, Papua Barat. Fince kemudian menyerahkan bendera tersebut kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono selaku Inspektur Upacara, di panggung kehormatan. Upaca penurunan bendera pusaka Merah Putih ini diakhiri dengan penghormatan kebesaran yang dimpimpin Kolonel Marinir Bambang Suswantono.

Sebelum upacara penurunan bendera dimulai, para tamu undangan dihibur dengan berbagai kesenian, seperti Gambang Kromong, marching band Semen Padang, tarian massal kolaborasi Rampak Bedug Rampak Gendang, kesenian massal SMA Presiden, dan Rabbani. Kemudian persembahan lagu-lagu nasional oleh Mita `Mama Mia', Kiki `Idola Cilik`, Dea Mirella, Idol Diva Bharanita, dan kesenian Haroan Bolon dari Simalungun, Sumatera Utara. (persda network/domu damians ambarita/ismanto/hendra)

2 komentar:

Fetrian Arif mengatakan...

mestinya mereka lebih banyak latihan,, apa lagi menjelang hari H...

malu2in saja,, kalau di pandang internasional seperti apa itu?

m zamroni al-juwani mengatakan...

Maaf bukannya seneng mengait-kaitkan.. tapi ini adalah sbg pertanda...