Kapuas Makin Tegang
* Pasus Dayak Masuk Kapuas
Banjarmasin, BPost
Memasuki hari kedua batas waktu yang diberikan warga Dayak terhadap keberadaan warga pendatang etnis tertentu di Kapuas, Kalteng, Rabu (21/3) kondisi kota Kapuas semakin tegang. Aksi perusakan dan pembakaran terhadap rumah-rumah pendatang bahkan sudah memasuki wilayah perkotaan.
Setelah Senin dinihari terjadi pembakaran 37 rumah milik warga pendatang di Pulang Pisau, Rabu dinihari, terjadi perusakan empat rumah dan empat rumah lainnya dibakar warga Dayak.
Pembakaran pertama terjadi Rabu dinihari di kediaman P Kacong di Jalan Piere Tendean, disusul pembakaran rumah di Jalan Tjilik Riwut Gg 5A yang terjadi 30 menit kemudian.
Hampir bersamaan aksi pembakaran dua rumah itu, dua buah rumah juga dirusak warga yang tidak diketahui asal usulnya. Dua rumah itu masing-masing di Jalan Anggrek Gg 6 milik P Dauhari dan sebuah lagi di Jalan Teratai.
Rabu siang kemarin, aksi pembakaran dan pengrusakan terhadap rumah warga pendatang (sudah tak berpenghuni, Red) terjadi di beberapa tempat di kota Kapuas.
Pembakaran terjadi di Jalan Manunggal, disusul pembakaran rumah milik H Ali di Jalan Seroja, Kapuas. Dalam waktu hampir bersamaan dua buah rumah dirusak, yang lokasinya 25 meter dari rumah H Ali yang terbakar.
Anehnya, meski terjadi siang bolong, semua warga sekitar tidak mengetahui ada orang yang melakukannya. Seorang warga berjarak sekitar 10 meter dari rumah yang terbakar, mengaku tidak melihat siapa-siapa pada saat terjadinya pembakaran.
"Padahal kami dari tadi siang ada di rumah, namun tidak melihat seorang pun yang ada di rumah H Ali itu. Tiba-tiba saja melihat api sudah membumbung tinggi sehingga dalam waktu singkat meratakan dengan tanah,"paparnya.
Dari pantauan BPost, di beberapa lokasi kejadian diketahui bagi rumah warga pendatang yang sudah ditinggalkan pemiliknya itu dibakar jika jaraknya berjauhan rumah warga lainnya. Namun bagi rumah warga pendatang yang berdekatan dengan rumah warga lainnya, maka hanya cukup dirusak.
Camat Kapuas M Yamin ditemui di lokasi kebakaran mengatakan, sejak Selasa malam keadaan Kapuas dalam ketegangan menyusul terjadinya aksi pembakaran rumah-rumah milik warga pendatang.
"Oleh sebab itu kami meminta agar masyarakat selalu waspada, jangan sampai termakan isu yang menyesatkan supaya kekacauan di Kapuas cepat berakhir dan normal kembali," paparnya.
Kapolres Kapuas AKBP Drs S Maltha SH didampingi Dandim 1011/KKp Letkol Art Ariyadie Padmanegara, Rabu (21/3), membenarkan masih berlangsungnya aksi-aksi pembakaran dan perusakan terhadap rumah warga pendatang.
Akibatnya peristiwa itu, membuat seluruh warga kota Kuala Kapuas berjaga-jaga lengkap dengan sajam dan menutup ruas-ruas pintu masuk ke lingkungan masing-masing.
Kapolres didampingi Kapuskodal Ops AKP Nurulah, menemukan sejumlah botol (jerigen) berisi bensin di lokasi kebakaran di kawasan Jl Cilik Riwut.
Sekitar 30 menit setelah terjadi pembakaran, terjadi lagi aksi pembakaran di Jl Piere Tendean. Sebuah rumah kosong milik etnis pendatang yang terletak di pinggir sungai (depan SPK), didapati sejumlah orang yang berusaha melakukan pembakaran.
"Saya langsung perintahkan tembak di tempat," ujar kapolres.
Tembakan peringatan ternyata membuat sejumlah pelaku terjatuh, sehingga berhasil dibekuk tiga pelaku ML (26), Un (31) dan HE (32) warga Palangka Raya dan langsung diamankan di Polres Kapuas untuk diperiksa intensif.
Dari tiga pelaku ditemukan sejumlah senjata tajam di balik baju, berupa dua buah mandau, dua buah tombak, daun sawang, daun sirih, sejenis jimat, sejumlah tulisan arab, salib, dan tulisan-tulisan lainnya yang diduga digunakan sebagai alat kekebalan tubuh.
Dari hasil pemeriksaan sementara, ketiga pelaku yang semua adalah warga Palangka Raya itu, diduga kuat pasukan khusus (pasus). "Mereka mengatakan ada 20 orang pasus yang telah menyusup di kota Kuala Kapuas sejak 18 Maret 2001 tadi," kata kapolres.
Berdasarkan keterangan, sebut kapolres, pembakaran dilakukan delapan orang. "Kami telah mengidentifikasi identitasnya, kini telah dalam pencarian,"ujarnya.
Dari pantauan BPost, rumah yang dibakar di dalam kota ada dua yakni di Jl Piere Tendean dan Jl Cilik Riwut gang IV. Sementara untuk rumah yang di rusak tercatat lima rumah yakni di Jl Anggrek gang VI (1 rumah cukup mewah lengkap dengan perabot), Jl Cilik Riwut gang IV (3), Jl Tambun Bungai gang VII (2).
Diperoleh keterangan, aksi pembakaran terjadi di Desa Batuah, Kecamatan Basarang Km4 yang tercatat dua rumah dibakar dan di Desa Mentaren I (3), Mentaren II (4)."Dua rumah dirusak di sekitar Pasar Pulang Pisau, tadi pagi (21/3) pukul 06:00 WIB ,"sebut sumber.
Sementara itu hingga pukul 14:00 WIB sweeping yang dilakukan di depan Kodim 1011/KKB, berhasil mengamankan dua orang yang dicurigai sebagai pelaku aksi pembakaran.
Hingga Rabu tengah malam (00:00), aksi pembakaran masih terus terjadi. Sejumlah rumah milik warga pendatang di kawasan Jl A Yani, Kapuas dibakar dan dirusak.
Sementara itu, Polres Kapuas selain telah mengamankan tiga warga yang diduga sebagai provokator, juga menyita sebuah Toyota Kijang yang digunakan tersangka.
Sementara itu, Angie Rohan, Rabu (21/3) mengklarifikasi penjelasannya tentang peristiwa kekerasan yang terjadi di Sampit dan Palangka Raya pada tulisan Kapuas Lakukan Pakanan Sahut Lewu',
Dalam penjelasannya Angie mengatakan secara pribadi, dirinya dan warga Dayak yang ada di Kapuas sangat mengecam adanya aksi kekerasan di Sampit dan Palangka Raya yang mengatasnamakan orang Dayak.
Menurut Anggie, dalam kalimat tersebut jangan diartikan dia bermaksud mendiskriditkan, mengecam apalagi menjelekkan suku Dayak. Sesuai filosofi orang Dayak yang dikenal `Adat Rumah Betang' artinya warga Dayak itu menerima dan terbuka terhadap siapa saja dengan berbagai suku, adat dan agama serta senan tiasa menjunjung hidup rukun dan damai dalam satu wadah/ tempat daerah. (dla/roy/ohi/ari)
* Banjarmasin Post 22/03/2001
Sabtu, 15 September 2007
Posted by domu.damianus.ambarita.blog at 9/15/2007 10:21:00 PM
Labels: Sampit Mangayau
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar