SPRINTER asal Amerika Serikat, Marion Jones, memang menanggung malu. Tetapi dia masih berani mengakui kesalahan dengan mengembalikan lima medali emas berikut uang hadiah dan bonus yang diraihnya pada Olimpiade 2000. Medali dicabut Komite Olimpiade Amerika Serikat (USOC) karena terbukti menggunakan doping.
Patut disayangkan, seorang atlet tidak berjiwa sportif dan fair play. Bahkan mestinya diproses secara hukum, karena telah menggunakan zat pemacu tenaga ekstra, kendatipun bukan narkotik dan obat-obat berbahaya. Dasarnya, sederhana saja, berbohong dan secara moral itu tidak memberi contoh yang baik. Kendati demikian, patut diacungi jempol atas sikap dia mengembalikan medali, hadiah dan bonus.
Bila dunia olahraga Amerika masih menyisakan keberanian mengakui kesalahan, dan mengembalikan harta benda dan penghargaan yang sebelumnya sudha menjadi hak pribadi. Seterpaksa apa pun itu, Jones mengembalikan tanpa harus melalui pengadilan dulu apalagi sampai menggunakan fisik.
Bukan bermaksud menyanjung orang-orang Amerika, dan tidak ada juga niat menginjak-injak harkat dan martabat bangsa ini, tetapi itulah fakta. Sangat kontras dengan dunia olahraga kita, seperti PSSI yang saat ini dirundung prahara.
Kapal PSSI sudah oleh, dan nyaris tenggelam ketika karena tak ada prestasi membanggakan. Eh, insam sepakbola kita pun masih berpangku tangan saat nakhodanya, Ketua Umum PSSI Nurdin Halid dipenjara. Bukan hanya sekali, tetapi dua kali dalam kasus korupsi. Mengutip cara Uli, putri sulung saya yang menirukan kebiasaan Salim dan Sinetron Entong, "Sungguh Terlalu"....
Federasi Asosiasi Sepakbola Internasional (FIFA) bahkan jauh-jauh dari eropa, sampai merekomendasi agar PSSI segera menjungkalkan ketuanya karena dianggap tidak etis, induk organisasi dipimpin seorang terpidana, eh peringatan itu malah dianggap "sungguh terlalu' intervensi. Mencampuri urusan rumah tangga orang lain.
Anehnya, Nurdin masih berseikeras merengkuh jabatan terhormat, yang mestinya bebas dari orang-orang yang tecebur ke kubangan korupsi. Para Pengda-pengda PSSI dari berbagai daerah di Indonesia pun sepertinya diam seribu bahasa, entahlah, Nurdin memiliki daya sihir atau hipnotis yang teramat menakjubkan, ataukah mereka termakan buah simalakama bernama Nurdin Halid.
Bukan hanya di PSSI. Di tingkat terendah pun, praktik kecurangan kerap terjadi dalam olahraga di Indonesia. Dalam Kompetisi Futsal Antarmedia yang digelar operator Ponsel, XL, Sabtu- Minggu (3-4/11/2007) misalnya, ternyata beberapa penerbitan pers berbuat curang.
Setelah lolos dari lubang jarum di babak knockout pertama, tim Persda (Kelompok Koran Dearah Kompas Gramedia) melaju dan berhadapan dengan Tabloid SMS. Jika di babak pertama, Sabtu (3/11), Tim Persda unggul 3-2 atas Investor Daily, di laga kedua, tim Futsal Persda yang diperkuat Yoni, Abduh, Domua, Hendra, Heriyanto, Reza, Don, dan Bagus itu mustinya dengan mudah melewati media tabloid SMS. Ternyata perkiaan meleset, sang lawan sangat tangguh, dan meringsek Persda 8-1. Ruarrrrrrr biasa.......
Belakangan boroknya terbuka, saat di babak semifinal, Tabloid SMS ternyata menggunakan pemain asing semua. Artinya, Tabloid SMS bertindak tidak syah, berbohong, mencederai sportivitas karena menyewa jasa pefutsal profesional. Tabloid SMS menggunakan pemain bayaran. Dan setelah ketahun, langsung didiskualifikasi.
Jika hanya sebatas itu moral kita kalangan media, maka jangan pernah berharap bisa membawa pencerahan di masyarakat. Jangan pernah gembar-gembor membawa misi pengawasa sosial (social control) dna pro perubahan. Eh, hampir lupa, Tabloid SMS kan media jualan pulsa dan seputar Ponsel. Product knowledge, jadi sangat wajar begitu, karena mereka tidak pernah berpikir apa itu kejujuran, kode etik wartawan, berbicara demokrasi, atau etika masyarakat.
Walau begitu, siapa pun kita, apapun profesi dan pada strata mana pun berada, selayaknyalah kita mengedepankan nilia-nilai sportivitas dan kejujuran. Mari kita setia pada perkara-perkara kecil, maka akan diberi kepercayaan untuk perkara besar. Bagaimana menurut anda??? (Domuara Ambarita)
Senin, 05 November 2007
Jujurlah Mulai dari Hal Kecil
Posted by domu.damianus.ambarita.blog at 11/05/2007 06:54:00 PM
Labels: Suluh Sukma
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar